Selasa (8/5) lalu, ia dinobatkan sebagai Tokoh Inovasi pada Anugerah Seputar Indonesia (ASI) 2012. Penghargaan yang ia terima merupakan apresiasi media kepada tokoh Indonesia yang berprestasi dan berkontribusi terhadap negara.
Berbagai nama besar menjadi bagian dari penghargaan tersebut. Fariz sendiri menjadi nominator termuda. Namun ini bukan pertama kalinya Fariz meraih penghargaan bergengsi semacam ini.
Tahun lalu, karyanya COD (Chlorophyl Oxygenation Device) telah berhasil mengantarkannya menduduki juara tiga dalam Youth National Science and Technology. Teknologi itu dirancang Fariz untuk membantu menyelesaikan masalah bagi penderita kanker serviks. COD merupakan alat untuk mengobati kanker serviks menggunakan klorofil.
Dengan menggunakan alat ini, kloforil sebagai obat kanker dapat disemprotkan langsung ke dalam rahim wanita penderita kanker. Ini sangat berbeda dengan metode pengobatan kanker serviks lainnya seperti kriosurgenik atau pembekuan sel, maupun melalui konsumsi obat-obatan tradisional.
Kali ini, inovasi baru lainnya mampu mengantarkannya dalam meraih anugerah yang tidak pernah ia duga. Karyanya yang baru berupa RA-Diagnosis Stick, sebuah alat pengobatan rematik. Untuk saat ini, karyanya masih dalam tahap uji coba.
Fariz mengujinya terhadap kelinci dengan jari kaki yang mengsle alias tidak lurus. ”Setelah selesai diuji pada kelinci, akan diuji coba juga kepada orang-orang tua,” ujarnya. Apabila tahap ini sudah dilalui, Fariz tinggal mematenkan produknya serta berencana untuk menawarkannya kepada Departemen Kesehatan.
Di ASI, Fariz berkesempatan untuk bersanding bersama tokoh-tokoh nasional seperti Dahlan Iskan, Taufik Kiemas, dan Anies Baswedan. ”Dari sana saya mendapatkan optimisme lebih untuk dibawa pulang ke kampus,” ungkap mahasiswa Teknik Kimia itu.
Salah satu tokoh yang paling membuatnya terkagum adalah Anies Baswedan. Penggagas Indonesia Mengajar itu menyatakan, mahasiswa punya potensi lebih dalam membangun bangsa, apalagi bila gerakan tersebut dimulai dari tiap-tiap daerah. Motivasi ini membangkitkan semangat Fariz untuk terus berkarya dengan inovasi-inovasinya.
Fariz pun turut memantapkan cita-citanya untuk mengikutsertakan karyanya sebelum lulus dalam kompetisi internasional. Salah satunya adalah dalam ajang Biomedical Fair di Kumamoto, Jepang.
Namun mahasiswa angkatan 2009 ini juga mengakui bahwa peran media juga sangat besar dalam menentukan perolehan penghargaan tersebut. Dalam tahun-tahun terakhir, namanya memang muncul dalam berbagai media karena karya-karya inovasinya. ”Penyelenggaranya mungkin tidak akan tahu kalau saya tidak diliput media,” kata Fariz. (qly/lis)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan