ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
14 Mei 2012, 21:05

Kejar Obsesi Hingga ke Bahrain

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tak hanya sekedar menjadi pemakalah, Septian adalah satu-satunya undergraduate student dari tujuh speaker dalam kegiatan berskala internasional itu. Bersanding dengan para master dan doctor dari sejumlah universitas terkenal di dunia, ia mempresentasikan makalah berjudul Fracture Porosity Identification from Anisotropy AVO and Fluid Substitution Modeling in Seismic 2D Data.

Pemuda asal Tulungagung ini mengaku bahwa dirinya sangat senang belajar anistropy. ”Dari dulu saya memang terobsesi belajar anisotropy, tapi sayangnya di bangku kuliah materi ini belum saya dapatkan,” tuturnya. Maka dari itu, ketika mengetahui adanya kegiatan workshop ini, Septian langsung berinisiatif untuk turut ambil bagian.

Anisotropy, menurut Septian, sebenarnya sangat dibutuhkan bila mengingat keheterogenan reservoir hidrokarbon di Indonesia. Namun sayang, masih sedikit orang Indonesia yang peduli dengan metode ini. Bahkan, ada pandangan yang mengatakan bahwa tidak perlu menggunakan anisotropy jika penyelesaian cukup dengan metode isotropi.

Mengikuti workshop ini, Septian pun berkesempatan bertemu langsung dengan Leon Thompsen, penemu koefisien anisotropy dalam seismik. Dalam workshop ini, Thompsen memang diundang oleh penyelenggara sebagai keynote speaker. ”Saya senang sekali bisa belajar banyak dan mengerti tentang perkembangan anisotropy seismik langung dari penemunya,” ungkap Septian.

Selain bertemu dan belajar langsung dari Thompsen, ia mengatakan bahwa presentasi di hadapan banyak pakar juga menjadi salah satu pengalaman berharga selama di Bahrain. ”Deg-degan juga sebelum presentasi, tapi teman-teman dari Aramco banyak mendukung saya. Orang-orang di sana juga begitu mengapresiasi,” ujar mahasiswa yang hobi main catur ini.

Presentasi di acara berskala internasional, sebenarnya bukan pengalaman pertama untuk Septian. Tahun lalu, ia sempat presentasi di 2nd International Geosciences Student Conference yang dihelat di Polandia. Sedangkan September nanti, Septian akan kembali melakukan presentasi di Singapura.

Ia berharap apa yang telah dilakukannya dapat membanggakan orang tua. ”Semoga dapat memperbanyak pengalaman supaya nanti mudah mencari kerja, karena IP (Indeks Prestasi, red) saya pas-pasan,” aku Septian sambil tersenyum.

Mahasiswa angkatan 2007 ini berharap kesempatan serupa dapat pula dimiliki oleh mahasiswa ITS. ”Jika kamu dapat bermimpi, maka kamu dapat melakukannya," sambungnya. (ald/esy)

Berita Terkait