ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
01 Mei 2012, 13:05

DrafaGreen, Aplikasi Anti Kebocoran Energi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

FruITS beranggotakan lima mahasiswa angkatan 2009 Jurusan Teknik Informatika. Yakni Eka Ayu Puspitaningrum, Fariani Dewi Yulianti, Fitri Dentisina, Risky Agnesta Kusumawati serta Prasetyati Riski Rahmawati. Tim ini tampil berbeda dari tim pemrograman lainnya yang umumnya didominasi laki-laki. ”Kami ini girl band coding program,” gurau Eka, ketua tim.

Singkatan dari nama-nama mereka menghasilkan DrafaGreen, yang sekaligus menjadi nama aplikasi FruITS. DrafaGreen bakal bisa membantu mengingatkan pengguna komputer untuk menghemat energi. ”Orang zaman sekarang menyalakan komputer terlalu lama, sehingga menghabiskan banyak energi,” jelas Fitri.

Layaknya sebuah anti virus, DrafaGreen bakal menjaga komputer milik para penggunanya. Tentu saja bukan perlindungan dari virus yang ditawarkan, melainkan perlindungan dari pemborosan energi. Pada lima keadaan tertentu, notifikasi akan muncul untuk mengingatkan para pengguna.

Yang pertama, yaitu ketika pengguna komputer tengah menjalankan sebuah program yang menyedot banyak energi. Peringatan juga muncul pada kondisi pengaturan brightness, contrast dan volume yang kurang efisien. Aplikasi FruITS juga mengidentifikasi perangkat seperti flash disc, yang terkoneksi pada komputer namun tidak sedang terpakai.

Selain itu, jika pengguna meninggalkan komputer menyala terlalu lama, maka dalam sepuluh menit komputer tersebut akan melakukan hibernate secara otomatis untuk menyimpan energi. Yang terakhir adalah notifikasi ketika pengguna akan mencetak (print) dokumen. Peringatan akan muncul untuk mengingatkan pengguna agar hemat menggunakan kertas.

Suka-Duka IT Contest
Satu bulan sebelum presentasi final, proposal aplikasi peserta IT Contest yang lolos seleksi telah diumumkan. Namun, FruITS ternyata tidak segera merealisasikan ide mereka hingga empat hari sebelum final.

Bahkan, Fitri mengatakan bahwa mereka sempat putus asa dan tidak ingin melanjutkan pembuatan aplikasi tersebut. Akan tetapi Eka berhasil membangkitkan kembali semangat timnya. ”Cara mengerjakannya sudah ada, tinggal membuatnya saja, masa menyerah,” tandasnya.

Sehingga, selama empat hari berturut-turut, mereka pun tak pernah lepas dari depan layar komputer. Coding aplikasi menjadi prioritas utama, bahkan terkadang mereka pun meninggalkan kuliah demi DrafaGreen. ”Kita beranjak dari komputer hanya untuk makan, salat dan ke kamar mandi,” seloroh Fitri mengundang tawa.

Alhasil, mereka pun bisa tampil menjelang presentasi final. Namun, semangat mereka sempat menurun karena para juri sama sekali tidak memuji karya mereka. Yang mereka dapatkan justru serentetan pertanyaan yang susah dijawab. Mereka sama sekali tak menyangka bisa menjadi juara.

Menuju Imagine Cup
Awal Mei ini, DrafaGreen ini akan diikutsertakan dalam sebuah kompetisi internasional yang digelar oleh Microsoft, Imagine Cup. Demi mempersiapkan aplikasi yang lebih matang, FruITS telah melakukan pengembangan melalui serangkaian riset. Antara lain mengenai perbedaan efisiensi energi yang signifikan dan terukur antara komputer pengguna DrafaGreen dan yang tidak.

FruITS juga memiliki rencana untuk menerapkan aplikasi program mereka di berbagai perkantoran. Karenanya, riset dan inovasi pada aplikasi mereka akan terus berlanjut. ”Dengan ini, kami ingin mengajak siapapun untuk menyelamatkan bumi melalui hal-hal kecil,” tutup Eka. (fin/lis)

Berita Terkait