ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
13 Februari 2012, 12:02

Penggagas Lem Bakteri Terbang ke Malaysia

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kedua mahasiswa ini berangkat sebagai wakil Indonesia dalam tahap seleksi kompetisi Hankel Inovation Challenge 5. Kompetisi yang dihelat oleh sebuah perusahaan multinasional Henkel di Jerman ini merupakan ajang cipta ide inovatif untuk mahasiswa di tingkat internasional. ”Kategori ide yang digunakan adalah aplikasi produk futuristik yang dapat digunakan dalam jangka waktu pengembangan selama 30 tahun,” terang Hendro.

Bio Bon sendiri berawal dari ide unik Hendro untuk menciptakan lem yang bisa dipaka merekatkan kulit manusia. ”Awalnya saya membayangkan sebuah lem yang bisa dipakai untuk menjahit luka di tubuh manusia,” ungkap mahasiswa Jurusan Sistem Informasi tersebut. Dalam imajinasinya, lem yang dihasilkan bisa jadi pengganti teknik menjahit luka yang selama ini digunakan dunia kedokteran.

Namun pada perjalanan penyusunan ide, mereka menemukan hambatan. ”Ide membuat lem pengganti jahit medis ternyata sulit diwujudkan, apa lagi hanya dalam jangka waktu 30 tahun,” terang Hendro. Menurutnya, setelah melakukan pengkajian data dan literatur lebih lanjut, mereka kemudian merekonstruksi gagasan menjadi lem untuk bahan bangunan.

Mengenai nama Bio Bon, sepintas memang terlihat tak biasa. Namun, sebenarnya, nama tersebut berasal dari kata Biology Bonding. ”Selama ini lem dibuat dari bahan kimia semacam reaksi hidro karbon, untuk itu kami menggagas inovasi lain berupa lem dari bahan baku bakteri,” kata mahasiswa angkatan 2008 ini menjelaskan.

Bahan lem yang mereka pakai berasal dari jenis bakteri Caulobacter. Bakteri ini hidup di bebatuan sepanjang dasar sungai dan laut. "kami menemukan potensi jenis bakteri ini untuk dikembangkan menjadi lem super,” terang mahasiswa asli Sidoarjo tersebut.

Secara khusus, Bio Bon ini dapat digunakan untuk merekatkan bangunan yang terbuat dari konstruksi beton.”Produk ini lebih kuat dari super lem yang sudah ada, water proove, dan digunakan untuk struktur bangunan di daerah perairan,” tambah Farida, mahasiswi yang pernah aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Workshop Entrepreneur and Technology (WE&T) ini.

Padukan Dua Ilmu
Dalam kompetisi ini, gagasan yang mereka ajukan berupa proposal rancangan bisnis dan pengembangan pasar. Mereka memadukan basis ilmu menejemen bisnis marketing yang diperoleh Hendro dari Sistem Informasi dengan basis ilmu market survey yang dimiliki farida dari bidang Statistika.

”Fokus kami sebenarnya bukan hanya pada penelitian, melainkan bisnis marketing dan upaya memproduksinya secara massal,” ujar Hendro. Gagasan yang mereka usung harus teruji baik secara teknis maupun market strategis.

Ditemui disela-sela kesibukan mereka sebelum berangkat ke Malaysia, keduanya menceritakan bahwa saat ini tim mereka masih menjalani mentoring dengan tim perusahaan Hankel yang berbasis di Indonesia. ”Mentoring kami lakukan dengan manajer broadcast Hankel berupa pembimbingan dari segi pematangan konsep market research sebelum kami berangkat ke Malaysia,” terang mahasiswa yang pernah menjadi Direksi UKM WE&T.

Jalan Awal Menuju Polandia
Perjalanan Hendro dan Farida ke Malaysia ini berawal dari keikutsertaan mereka dalam seminar yang diadakan perusahaan Henkel di Gedung Rektorat 2011 silam. Kala itu, mereka tertarik dengan program kompetisi inovasi yang diadakan oleh perusahaan Henkel. ”Karena tertarik, langsung saja daftar,” ungkap Hendro

Menariknya, Indonesia baru pertama kali terlibat dalam kompetisi tersebut. ”Dari Indonesia hanya ada dua perwakilan yang maju mewakili Indonesia untuk seleksi tingkat ASEAN, satu dari ITS dan satu lagi dari Universitas Indonesia,” ungkap Farida. Mereka akan terbang ke Malaysia untuk memaparkan gagasannya dalam sesi presentasi yang digelar pada hari Rabu (14/2).

Dalam seleksi yang diadakan di Kuala Lumpur, mereka akan berhadapan dengan lima negara lain dari ASEAN. ”Di sana kami mempresentasikan gagasan penelitian, market survey, dan data mining di hadapan juri untuk bisa maju ke babak selanjutnya,” jelasnya.

Apabila sukses di Kuala Lumpur, mereka akan segera memasuki seleksi akhir yang bertempat di Polandia. Dimana mereka bakal bertemu peserta dari berbagai negara di dunia. (anl/esy)

Berita Terkait