ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
22 Juni 2011, 11:06

Alfian : Awali dengan Mapping, Akhiri dengan Doa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Jika disebut nama Alfian, pasti banyak mahasiswa ITS yang mengaku mengenalnya. Pasalnya, mahasiswa kelahiran 7 September 1989 memang memiliki sepak terjang cukup gemilang di dunia karya tulis. Meski ia mengaku,  hal tersebut baru dilakoninya dengan serius sejak semester lima.

”Saya baru sadar pentingnya mapping saat semester lima,” tutur mahasiswa asal Gresik tersebut. Menurut Alfian, hal tersebut disebabkan sejak tahun-tahun sebelumnya hingga tahun 2008, tidak ada arahan yang jelas dari ITS. Mahasiswa baru seolah tak paham dengan capaian kedepannya.

Dikatakan Alfian, mahasiswa baru hanya tahu bahwa ada beberapa capaian di tahun ketiga, misalnya di bidang organisasi. ”Hanya sedikit yang tahu jika mawapres juga menjadi salah satu capaian,” tutur Alfian. Menurutnya, sistem kaderisasilah yang harus diubah. Sejak awal, mahasiswa baru harus diubah cara pandangnya, termasuk memiliki mapping hingga lulus.

Ia yang baru sadar akan mapping tersebut pun menuturkan, tak pernah punya gambaran mengenai mawapres. Adanya sekolah dan pelatihan terkait mawapres, barulah menumbuhkan keinginannya untuk mencapai salah satu mimpi itu. ”Saya tak punya persiapan untuk prestasi,” ungkap mahasiswa angkatan 2007 tersebut.

Prestasi-prestasi tersebut memang baru ia miliki di semester lima. Sebelumnya, ia hanya fokus di organisasi. Kiprahnya di dunia tersebut memang tak perlu diragukan lagi. Sejak mahasiswa baru, ia aktif sebagai ketua panitia pemilihan umum (PPU).

Tahun ketiga pun dilalui sebagai staff ahli Departemen Riset dan Teknologi (Ristek) BEM ITS, PSDM Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI), serta koordinator fasilitator di dunia kepemanduan. ”Saya senang mengikuti banyak hal,” ujarnya sembari tersenyum.

Lewat semangatnya meraih mimpi, ia pun diamanahi sebagai menteri Ristek BEM ITS di tahun keempatnya. Ia memang ingin menjadi seseorang yang memberikan sumbangsih lebih di bidang keilmiahan ITS. Caranya anatara lain dengan mendirikan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) keilmiahan bersama mahasiswa lain yang memiliki perhatian lebih di bidang satu ini.

Ketertarikan Alfian di bidang organisasi bukan baru-baru saja dilakoni saat duduk di bangku kuliah. Sejak masih belajar di SD, ia sudah memiliki minat tersebut. Ia aktif mengikuti berbagai kegiatan, seperti drumband. Pun begitu saat belajar di SMP dan SMA, ia aktif di OSIS dan remaja masjid di daerahnya.

Diakui Alfian, sebenarnya persiapan untuk mawapres di bidang organisasi sudah dilakoninya secara tak sadar. Ia hanya berharap bisa melakukan sesuatu yang lebih di masa depannya, termasuk hal yang ingin dilakukan seusai lulus kuliah. Baginya, mawapres memang bukan capaian akhir. ”Harus tetap memberi dengan porsi lebih,’’ ungkap salah satu inisiator komunitas satelit ITS.

Secara khusus, ia memang sudah berencana melalui tahun kelimanya dengan bekerja sembari berbisnis. Bukannya ia tak mau studi magister. Ia memang menyukai bidang yang dikembangkan di Teknik Industri. Namun, ia memiliki misi pribadi untuk merubah sistem lewat keinginannya tersebut.

”Saya ingin menjalankan perusahaan,” tegasnya penuh semangat. Perusahaan yang ingin ia kembangkan adalah bisnis keluarga dan bisnis pribadi bersama beberapa teman. Satu hal yang dia tekankan pada dirinya adalah tetap santai menghadapi segala hal. Serta tak lupa mencoba hal baru.

Baginya, hal-hal tersebut lah yang mengubah dirinya yang semula pendiam dan tak punya banyak teman, menjadi sosok yang disenangi. Ia pun berharap, mahasiswa ITS sudah memulai mapping dan merencanakan hal terbaik untuk masa depannya. ”Yang penting ingat berdoa setelah merencanakan dan menjalankan,” pungkasnya. (esy/yud) 

Berita Terkait