ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
31 Agustus 2010, 09:08

Irwanto, Malang Melintang di Dunia Tarik Suara

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Latar belakang musik yang dimiliki Irwan sejak SMA tak dibiarkannya luntur begitu saja ketika ia harus menempuh pendidikan di ITS. Saat menjadi mahasiswa baru (maba), ia mengenal PSM ITS pertama kali saat  tampil di acara penyambutan maba.

“Penampilan mereka kok jelek sekali ya?” pikir Irwan saat itu. Bukan tanpa alasan asisten pelatih PSM ITS ini berujar demikian, dirinya yang sudah mengenal dunia paduan suara sejak bersekolah di SMAN 5 Surabaya menilai lagu-lagu yang dibawakan oleh PSM ITS di Grha saat itu sangat lawas.

Tak hanya itu, Irwan yang juga pernah menjadi asisten pelatih Paduan Suara Gita Semala saat kelas tiga ini pun berpendapat soal packaging yang kurang menarik dan kualitas suara yang menurutnya asal. “Saya jadi tidak berminat masuk PSM ITS saat itu,” akunya jujur.

Diakui Irwan, bergabungnya ia menjadi salah satu anggota PSM ITS bermula dari ajakan salah satu senior. “Itu pun karena tahun 2007 ada Kompetisi Paduan Suara IV Universitas Parahyangan, jadi saya mau,” terangnya. Jadilah di semester dua, Irwan bergabung dengan tim tanpa melalui screening. Meski masih berstatus sebagai anggota baru PSM ITS, dirinya sudah dipercaya melatih teman-temannya sesama anggota baru yang berjumlah enam puluhan itu.

Karena keaktifan dan kemampuannya, Irwan dipercaya menjadi Kepala Departemen (kadep) Pengembangan Musik di tahun 2008. Berbagai inovasi yang jauh dari tradisi PSM ITS selama ini mulai dirintisnya. Sekali pun harus menghadapi berbagai pro dan kontra dari senior dan rekan-rekannya sendiri, ia justru kian getol menerapkan berbagai gebrakan.

Sebagai Kadep Pengembangan Musik yang bertugas mengurusi masalah penyanyi, lagu, partitur, hingga mengajar, Irwan memiliki kewenangan lebih untuk membenahi kualitas PSM ITS. Inovasi yang dicetuskannya antara lain mengganti lagu yang dianggap terlalu mudah untuk ukuran perguruan tinggi, membuka kelas teori hingga giat mendorong PSM ITS mengikuti berbagai kompetisi.

“Saya sangat heran mendapati teman-teman PSM tidak bisa membaca not balok,” ulas mahasiswa yang tengah belajar bahasa Jerman di Goethe Zentrum Institut ini. Melihat keadaan demikian, Irwan tak berpangku tangan. Peraih grade 5 saat ujian practicing music ini pun berinisiatif menularkan ilmunya dengan mengajar.

Selama mengajar, Irwan memang dikenal disiplin. Kiprahnya sebagi seorang pengajar tak hanya terbatas di kampus ITS.  Sejak tahun 2009 lalu ia aktif menjadi pelatih vokal di SMAN 16 Suarabaya, serta pengajar privat di SMAN 5 Surabaya. Tak hanya itu, menjadi pelatih paduan suara FISIP Universitas Airlangga pernah dilakoninya. “Di sana, saya mengajar mahasiswa, dosen, dan karyawan,” tegasnya.

Disibukkan oleh berbagai aktivitas sebagai pelatih tak membuat mahasiswa yang pernah berduet dengan Gleen Bagus Z M Mus, di resital piano Nopember 2009 lalu tersebut berhenti belajar. Terbukti, Irwan masih terus memperbaiki kualitas diri dengan tetap mengikuti les vokal di Sinfonia Music Studio Surabaya di bawah didikan Fritz Bosar Simangunsong.

Saat ditanyai pendapat soal pengembangan musik di ITS, Irwan berujar dengan sedikit kecewa. Menurutnya, dukungan dari institut secara finansial untuk pengembangan musik sangat kurang. “Keyboard PSM saja kita usaha membeli sendiri, membayar pelatih pun juga lewat usaha sendiri,” ungkap Irwan. Dari situ lah dirinya berharap dukungan dari institut tak hanya keluar saat prestasi telah ditorehkan, tetapi juga di awal. (fi/az)

Berita Terkait