Sejak dilaksanakannya program seribu PKM di ITS, setiap jurusan berlomba untuk mengirimkan PKM dari mahasiswanya. Tak terkecuali jurusan Teknik Fisika. Bahkan, ada beberapa mata kuliah yang mewajibkan mahasiswanya untuk membuat PKM. Selain itu, banyak pula tugas akhir yang dijadikan proposal PKM. Salah satunya dilakukan oleh Teguh, ia merupakan salah satu mahasiswa yang mengajukan tugas akhirnya menjadi PKM disebabkan kewajiban.
Selama proses penggodokan PKM, Teguh dinyatakan lulus dan menjadi wisudawan. Jadilah PKM tersebut dikerjakan oleh lima orang tim yaitu Rian Apriansyah, Syahroni Hidayat, Citra Resmi, Ahmad Zaini, dan Ahmad Fauzan Adziima. Studi Karakteristik Cross Flow Turbine dengan Skala Laboratorium adalah judul PKM P yang mereka ajukan. "Ternyata proposal kami lolos dan dibiayai oleh DIKTI sebesar tujuh juta," papar Rian.
Dibutuhkan waktu sekitar lima bulan untuk melakukan penelitian serta mengerjakan ulang alat cross flow skala laboratorium tersebut. "Saya tidak menyangka bahwa tim kamilah yang lolos ke pimnas. Saat ini kami sibuk menyiapkan alat yang di bawa, mental, dan presentasi," ujar mahasiswa angkatan 2007 tersebut.
Pembangkit Listrik Efisien, Hemat BBM
Tak semua orang langsung paham dengan membaca judul PKM dari tim PKM P tersebut. "Kami membuat alat cross flow skala laboratorium, dari alat tersebut bisa dilakukan penelitian untuk menaikkan efisiensi dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)," terang Rian sambil menunjukkan alatnya yang berukuran tidak lebih dari semeter tersebut. Pria yang aktif dalam lembaga dakwah ini juga menuturkan bahwa alat cross flow yang sesungguhnya berukuran besar dan tidak cukup untuk laboratorium.
Usut punya usut, tim tersebut mengangkat tema energi karena kenaikan tarif dasar listrik yang semakin tinggi. PLTMH merupakan salah satu solusi untuk menanganinya. Selain hemat, PLTMH juga tidak menimbulkan polusi dan tidak menggunakan BBM. "Saat ini PLMTH banyak digunakan di sungai- sungai pedesaan. Tetapi efisiensinya masih rendah," jelas Rian.
Setelah dilakukan penelitian mengenai sudut putaran turbin atau inlet, mereka menemukan sudut inlet yang paling efektif untuk menaikkan efisiensi mikrohidro yaitu 47 derajat dapat menaikkan efisiensi energi menjadi 32 persen. "Itu hasil yang kami dapat dengan menggunakan alat simulasi berskala yang kami ciptakan. Nantinya dari simulasi tersebut dapat diterapkan di pembangkit listrik yang asli," ujar Rian sambil menunjukkan rumus- rumus yang diggunakan untuk perhitungan.
Tim yang dibimbing oleh Ridho Hantoro ST MT ini berharap alatnya dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga tidak lagi bergantung pada listrik ber BBM yang semakin hari semakin mahal. (el/ nrf)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan