September 2009 lalu, Miftahul Fadillah bertandang ke Kalimantan sebagai anggota tim yang mengadakan pelatihan membuat kerajinan dari serabut kelapa di pulau tersebut. Tim ini dibentuk oleh Eko Nurmyanto, yang merupakan dosennya di Jurusan Teknik Industri. Bergabung mejadi tim tersebut ternyata memberikan pencerahan bagi mahasiswa yang biasa disapa Fadil ini.
“Pelatihan itu selesai begitu saja tanpa ada follow up,†ungkap Fadil. Itulah yang mendasari mahasiswa angkatan 2006 ini untuk merealisasikan isi pelatihan tersebut menjadi sebuah bisnis. Ditambah lagi, Fadil mengetahui bahwa kerajinan dari serabut kelapa belum ada di Jogjakarta yang notabene merupakan pusat kerajinan di Indonesia. Bagi Fadil, keadaan itu merupakan peluang yang cukup menjanjikan.
Akhirnya atas ijin Eko, pada Desember 2009 terbentuklah sebuah usaha kecil-kecilan yang memproduksi kerajinan berbahan sabut kelapa. Dan pada April 2010 lalu, nama cocosnoot.com resmi dipakai sebagai brand dan label industri kreatif tersebut. Kerajinan yang diproduksi antara lain jam dinding, kotak tisu, celengan, notebook, dan sebagainya. Semua berlapis serabut kelapa pada bagian luarnya. Konsumen pun dapat memesan sesuai desain yang diinginkan.
Sampai saat ini, Eko pulalah yang membimbing Fadil dalam menjalankan bisnis unik ini. Fadil pun tak sendirian. Ia mengajak empat kawannya untuk menjalankan dan membangun usahanya ini. Mereka adalah Ahmad Junaedi mahasiswa Jurusan Desain Produk angkatan 2008, Indar N mahasiswa Jurusan Teknik Indutsri angkatan 2006, Korik Alfian mahasiswa Jurusan Teknik Industri angkatan 2008, serta Anugrah Syahryan mahasiswa Teknik Informatika angkatan 2008.
â€Saya sengaja mengajak teman dari Jurusan Desain Produk dan Teknik Informatika sebagai bentuk strategi uasaha ini,†ungkapnya. Kerajinannya memang dibuat oleh pengrajin, namun Fadil menekankan pada inovasi desain dan marketing. â€Desain harus sesuai dengan pasar, setelah itu pemasaran dilakukan melalui strategi marketing yang baik,†terangnya. Salah satu strategi yang digunakan adalah pemasaran dan publikasi melalui website www.cocosnoot.com.
Sampai saat ini cocosnoot.com telah berhasil tampil di dua ajang bergengsi, antara lain Technopreneur Gathering ITS yang dihelat beberapa pekan lalu dan pada Bazar Perbankan dan UMKM 2010. Fadil mengaku bahwa tampilnya cocosnoot.com di Bazar Perbankan dan UMKM yang ddikuti oleh seluruh Perbankan Jawa Timur, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta produk unggulan UMKM dan kerajinan khas Jawa Timur ini tak lain karena keberuntungan. â€Link, itu kuncinya,†ungkap mahasiswa yang juga tergabung dalam Lembaga Pembinaan Bisnis (LPB) Waru ini.
Berkat memasang stand Bazar Perbankan dan UMKM 2010, cocosnoot.com mendapat pelanggan-pelanggan yang potensial. Misalnya saja saat bazar tersebut berlangsung, ada konsumen yang sudah memesan produk cocosnoot.com sebanyak 640 buah. â€Ajang-ajang seperti inilah yang dapat mendongkrak pemasukan kami,†ujar Fadil. Oleh karena itu, Fadil masih sangat mengharapkan bantuan dari pihak ITS. Tidak hanya sebatas uang sebagai modal, namun juga link dan layanan konsultasi.
Rencana selanjutnya? â€Kami ingin mengadakan pelatihan kerajinan serabut kelapa untuk memberdayakan masyarakat yang istilahnya nganggur,†tutur Fadil. Nantinya, kata Fadil, masyarakat ini akan menjadi mitra cocosnoot.com untuk mengembangkan usaha ini. â€Mereka membuat, kami yang membantu memasarkan,†tambahnya.
Terpacu Karena Kepindahan Orangtua
Orangtua Fadil adalah seorang pedagang kaki lima di Surabaya. Sampai pada akhirnya mereka merasa bahwa mendapatkan untung di Surabaya semakin susah dan memutuskan untuk melanjutkan usaha di Kalimantan pada awal tahun 2009 lalu. Fadil mengaku bahwa awalnya cukup berat berada di Surabaya tanpa orang tuanya. “Saya ini anak bungsu, jadi terbiasa diladeni orangtua,†ungkapnya jujur.
Namun, Fadil mengaku kepindahan orangtuanya membuat ia sadar dan mengalami titik perubahan. Itulah yang membuat Fadil bangkit dan lebih memacu prestasi. “Sebelum orangtua saya ke Kalimantan, kerjaan saya sehabis kuliah ya langsung pulang. Istilah anak ITS, kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang.red),†akunya.
Keikutsertaannya dalam Yamaha Marketing Tingkat Nasional pada Agustus 2009 lalu, merupakan langkah awalnya untuk mengukir prestasi. Pada ajang tersebut, Fadli berhasil sebagai finalis dan memperoleh kesempatan untuk tampil di majalah Marketing pada bulan yang sama. Sejak itu, Fadil keranjingan mengikuti kompetisi yang berhubungan dengan marketing dan bisnis. Pada tahun berikutnya pun, ia berhasil menjadi finalis pada ajang serupa.
Ia juga sempat membuat dua usaha sebelum cocosnoot.com. Seperti rental komik yang dananya ia peroleh dari Program Mahasiswa Wirausaha 2009. Selain itu Dikti juga sempat mendanai Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan milik Fadil tahun 2009 lalu, yang bertajuk Otawa singkatan dari Otlet Tradisional Jawa. “Pada akhirnya dua usaha itu saya tuup, karena saya ingin fokus dengan cocosnoot.com,†jelasnya.
Fadil berpesan pada seluruh mahasiswa ITS untuk terus mengembangkan budaya entrepreneur di ITS, agar masa keemasan ini tak berhenti sampai di sini. “Angkatan muda harus menunjukkan kreativitas berwirausahanya,†tutur Fadil. Terakhit, asisten dosen mata kuliah Technopreneurship ini juga meminta mahasiswa ITS untuk think out of the box. (sat/fn)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi