“Hidup untuk berpetualang,†kalimat itu terlontar dari Rangga Masdar F, seorang mahasiswa Fisika yang kerap disapa Ijang. Bersama dua alumni ITS yakni Aris dan Ilham, atlet panjang tebing asal Malang ini mengikuti sebuah kompetisi bergengsi sekelas Djarum Super Adventurace 2.
Djarum Super Adventurace adalah sebuah kompetisi bagi mereka para adventurer. Setidaknya terdapat tiga tahapan yang harus dilalui, yakni babak Orienteering, Eco Challenge, dan Final Challenge. Empat kota yang menjadi tempat pelaksanaan orienteering adalah Yoygakarta, Surabaya, Bandung, dan Jakarta.
Di babak orienteering mereka harus menyelesaikan tantangan-tantangan yang disiapkan dengan mencari petunjuk-petunjuk yang tersebar. “Kami harus memperhitungkan waktu. Hanya ada 150 menit untuk menyelesaikan tantangan, lebih dari itu kita dianggap gugur,†ujar Aris yang pernah menjuarai lomba panjat tebing di Montana, USA ini.
Untuk wilayah Surabaya, start dimulai di Tugu Pahlawan. “Berbekal sebuah peta buta, kami harus mengumpulkan stiker di checkpoint yang tersebar di penjuru kota,†terang Aris.
Level checkpoint sendiri terbagi menjadi tiga, yakni green zone, yellow zone, dan terakhir red zone. “Minimal tujuh checkpoint hijau harus didapat sebelum mengambil checkpoint kuning. Dan minimal lima checkpoint kuning harus ada di tangan, agar bisa meraih checkpoint merah, †imbuhnya.
Checkpoint tersebar di tempat yang mudah ditemukan hingga yang tersulit. “Checkpoint yang paling sulit ada di dalam pasar. Kami berlari dalam pasar yang keadaannya becek saat itu,†papar Ijang. “Sempat kena semprot orang pasar juga karena kami berlarian hingga orang lain tersirat lumpur,†imbuh Aris, alumni Teknik Sistem Perkapalan ITS.
Menurut Aris, strategi dan teamwork adalah kunci utama mereka. “Kerjasama yang baik dan saling melengkapi dengan skill masing-masing individu dalam tim adalah modal penting,†paparnya. Hasilnya, di babak orienteering Sikluser berhasil meraih poin tertinggi dan mencetak waktu tercepat menyelesaikan tantangan.
Sikluser, tim yang ketiga anggotanya pernah aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Siklus ITS tersebut berhasil menjadi sepuluh terbaik tim yang berhak melaju ke babak Eco Challenge. Bahkan dengan 40 ribu poin yang diraih, mereka menempati urutan teratas.
“Saat ini kami tengah melakukan persiapan untuk babak Eco Challenge,†papar Ijang. “Persiapannya adalah rutin melakukan latihan fisik setiap hari,†imbuh Ilham, alumni Teknik Sistem Perkapalan ITS yang mahir di bidang rafting.
Di babak Eco Chalenge, mereka akan bersaing dengan puluhan tim yang lolos orienteering dari empat kota. Kali ini tantangan yang disiapkan harus diselesaikan dalam waktu 48 jam dengan tenpat yang bervariasi mulai dari hutan, sungai, laut, dan bukit. “Kami memang menargetkan bisa melaju hingga ke Middle East. Tapi sebenarnya, tujuan utama dari semua ini adalah mencari sebuah petualangan dan pengalaman,†papar Aris.
Eco Challenge akan diadakan di Jakarta pada 27-29 Mei mendatang. Terakhir, Final Challenge atau yang disebut Desert Challenge akan dilakukan di Middle East. Sekurang-kurangnya tiga negara akan dikunjungi oleh lima tim teratas yang lolos dari Eco Challenge untuk memperebutkan hadiah total senilai 500 juta rupiah. (fi/yud)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan