Menjadi Presiden BEM ITS memang merupakan keinginannya sejak masih menjadi mahasiswa baru. Menjadi pemimpi besar adalah motivasi awal Yaumil untuk menjadi pemimpin bagi Keluarga Mahasiswa ITS (KM ITS). "Pemimpin besar berasal dari pemimpi besar yang ditambah n, n sama dengan massa," tuturnya berfilosofi. Untuk itulah persiapan utama yang Yaumil lakukan menjelang PEMIRA ITS ini adalalah menghimpun banyak massa pendukung dan merapatkan barisannya.
Sebagai mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi), Yaumil memang bukan mahasiswa yang tergolong aktif di Himpunan Mahasiswa Planologi (HMPL). Pria kelahiran Takengon, Aceh Utara ini, juga tidak pernah sekalipun menjadi bagian dari BEM ITS. Beberapa orang mungkin menyebutnya sebagai orang luar sistem. Yaumil yang pernah menjabat sebagai Ketua Osis SMAN 8 Medan ini, memilih untuk menjadi aktivis Teater Tiyang Alit selama masa kuliahnya di ITS.
Mahasiswa angkatan 2006 ini mengungkapkan bahwa pengalaman organisasinya yang paling berkesan adalah menjadi bagian dari Teater Tiyang Alit, terutama ketika menjadi Koordinator Steering Comitee Theater Holic II Tiyang Alit. "Ketika itu kami sama sekali tidak memperoleh dana dari pihak birokrasi. Tapi saya ingin membuktikan bahwa uang bukanlah kunci utama suatu kegiatan," ungkap Yaumil yang akhirnya berhasil mensukseskan acara meskipun tanpa dana dari birokrasi.
Ditanya soal Indeks Prestasi (IP), Yaumil mengungkapkan bahwa IP-nya memang tidak terlalu baik alias biasa-biasa saja. "IP saya hanya 2,76," ujar mahasiswa yang juga hobi bermain futsal ini, sembari tersenyum. Yaumil mengaku bahwa ia kurang suka dengan sistem pendidikan yang didasarkan dengan angka. "Ini bukan karena IP saya yang pas-pasan. Menurut saya ketika ada penilaian dengan angka, maka akan ada Si Pintar dan Si Bodoh," jelasnya. Yaumil menambahkan, pendidikan seharusnya bertujuan untuk mengubah yang tidak bisa menjadi bisa, bukannya justru membuat batas antara yang tidak bisa dan yang bisa.
Restorasi Cinta
Restorasi Cinta, itulah jargon yang diusung Yaumil dan pendukungnya selama masa kampanye pemilihan Presiden BEM ITS tahun ini. "Kita harus kembali ke jati diri kita sebenarnya sebagai mahasiswa. Jangan terus-menerus kehilangan identitas sehingga mudah dimasuki oleh kepentingan yang dapat memecah-belah mahasiswa," jelas Yaumil mengenai makna dari jargonnya itu.
Dengan mengusung visi terwujudnya BEM ITS yang kuat, mandiri, dan menjawab tantangan jaman yang berlandaskan cinta tanah air, Yaumil sudah mencanangkan beberapa program yang nantinya akan ia realisasikan jika terpilih sebagai Presiden BEM ITS.
"Saya ingin membuat desa binaan," tandasnya. Yaumil menjelaskan bahwa desa binaan yang ingin ia bangun bukan sekedar desa binaan biasa.," katanya. Segala permasalahan yang ada dalam desa tersebut harus dipecahkan menggunakan teknologi, karena latar pendidikan mahasiswa ITS adalah teknologi. Yaumil juga merencanakan pembuatan standar kurikulum bagi desa tersebut, sehingga menurutnya tidak mampu hanya diselesaikan selama satu tahun kepengurusan dan harus berkenlajutan. "Kalau saya tidak terpilih, saya akan tetap membangun desa binaan. Entah kapan," tuturnya.
Salah satu misinya yang tidak biasa adalah pengembangan dan pelestarian seni dan budaya. Yaumil berjanji akan menghelat festival seni dan budaya di ITS, jika ia terpilih sebagai Presiden BEM ITS. "Ibarat taman tanpa bunga, jika kampus teknologi sekelas ITS tidak mempunyai festival seni dam budaya," ujarnya. Yaumil menambahkan bahwa otak kanan dan otak kiri haruslah seimbang, sehingga pengembangan seni dan budaya di ITS itu sangatlah penting.
"Saya paling suka cangkruk-an dengan mahasiswa ITS yang lain," ungkap Yaumil ketika ditanya soal hal yang paling ia sukai di ITS. Oleh karena itu, ia ingin sering-sering mengadakan cangkruk-an bagi para Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Presiden BEM Fakultas jika ia bisa terpilih nanti. Ketika ditanya mengenai hal yang tidak disukai, Yaumil menjawab, "Mahasiswa ITS selalu sulit mengatakan tidak pada pihak birokrasi," tandas Yaumil.
BEM ITS merupakan eksekutor tertinggi di KM ITS. Yaumil pun sepakat tentang itu. "Seharusnya ketika ada aspirasi dari teman-teman yang disampaikan melalui Legislatif Mahasiswa (LM), maka BEM harus mampu dan mau menindaklanjuti aspirasi tersebut," tutur mahasiswa yang juga hobi bermain Play Station ini. Yaumil juga menyampaikan bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berani melaksanakan kegiatan yang berdasarkan aspirasi rakyatnya.
Yaumil menghimbau mahasiswa ITS untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan jaman. "Yang mengetahui kebutuhan KM ITS saat ini secara pasti, ya mahasiswa ITS itu sendiri," tambah Yaumil. Terakhir, Yaumil berpesan kepada seluruh mahasiswa ITS untuk menjadi bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan bangsa Indonesia. (sat/fn)
Kampus ITS, Opini — Hari Raya Natal merupakan perayaan keagamaan umat Kristiani yang setiap tahunnya dirayakan sebagai momen refleksi
Kampus ITS, ITS News — Isu aksesibilitas dan layanan disabilitas kini tengah telah menjadi perhatian serius di berbagai perguruan tinggi.
Kediri, ITS News — Startup StrokeGuard yang didirikan oleh mahasiswa Jurusan Inovasi Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjalin
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan bangga dapat berpartisipasi dalam ekspedisi ilmiah internasional “OceanX –