ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
20 Desember 2009, 07:12

Lestarikan wayang dan batik Lewat Papercraft,sekaligus berbisnis

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Berawal dari PKM pengabdian masyarakat dan kewirausawan ,5 mahasiswa ITS
yang mempunyai minat,bakat,satu hobi dan sama-sama memiliki kesadaran yang
tinggi untuk melestarikan budaya nasional terutama wayang dan batik,tergabung dan
membentuk bisnis dengan brand YAPATO(Wayang paper Toys),yaitu sebuah bisnisplan
yang terpilih oleh Dikti dan diberi pinjaman dana sebanyak 12juta dari
pemerintah.Bisnisplan yang berjudul
“USAHA PAPER CRAFT
BERBASIS KARAKTER WAYANG DENGAN BRAND IMAGE “PANDAWA-PUNAKAWAN”ini digawangi
oleh 5 mahasiswa kreatif,yaitu:
Zainal
Arifin ,
Bhangga Adi PS ,Ridho
Prawiro
,Titin Sekar danTyzha Inandia.” Dulu sejak SMA sudah senang dengan
Papercraft,lalu mencari teman yang sehobi,dan dikenalkan oleh teman sehingga
terbentuk seperti sekarang ini,awalnya dulu kita masih merupakan kelompok PKM”terang
Zainal Arifin,selaku ketua pelaksana bisnisplan ini.

 

Para anggota bisnisplan ini tidak terdiri dari satu jurusan saja melainkan
hasil kolaborasi mulai dari mahasiswa jurusan biologi hingga desain produk dari
angkatan yang berbeda.
Bisnisplan yang termasuk dalam katergori Bisnisplan Produksi dan
perdagangan
dan dibimbing oleh Dosen Pendamping Drs. R.
Bambang Gatot Soebroto
pernah menjadi juara1 tingkat fakultas
di ajang KKTM FMIPA dengan mengangkat sisi wayang asli jawa.
Kegiatan desain dan produksi yang telah dilakukan selama
bulan Juli-Oktober 2009 diantara adalah hasil desain untuk Punakawan,
Gatotkaca, arjuna, srikandi, suro lan boyo. Dan dari beberapa desain yang telah
diasistensikan ke pembimbing ada 2 produk papercraft yang telah diperjual belikan
yaitu tipe arjuna dan srikandi. “Karakteristik wayang kita berbeda dari yang
lain.Kita memakai karakter pewayangan asli jawa.Berbeda dengan komunitas wayang
Salazad di Bandung ,mereka memakai karakter wayang sunda.”tambah
 Zainal Arifin,selaku ketua pelaksana yang juga menjadi
Penanggung Jawab
perencanaan produksi, promosi,penjualan dan pembuatan template
Papercraft ini.

 

         Namun selama proses bisnis berjalan,terdapat
pula hambatan-hambatan yang dihadapi layaknya dalam berbisnis.Pada bulan Juli
2009, 1 anggota menyatakan resign
dari kelompok “wayang paper craft” dan melakukan kesepakatan perjanjian dengan
anggota yang tersisa 4 orang untuk melanjutkan bisnis yang telah direncanakan.
Dan sampai akhir bulan Oktober 2009, anggota yang masih aktif mengalami kendala
dalam berkumpul dikarenakan Homebase yang masih sementara berada di Keputih
Gang III A nomor 1, Anggota kebanyakan belum fokus pada tujuan bisnis
(terhambat karena Skripsi, Tugas kuliah dan lain-lain), dan belum ada
kesepakatan penjadwalan dalam mengerjakan bisnis yang dilakukan.Hambatan juga
muncul dari segi keterbatasan jangakauan pemasaran.Sampai saat ini pemasaran
papercraft masih dalam lingkup Surabaya.Dan media promosi juga belum terlalu
luas,yaitu lewat blog,email,pameran dan 
situs jejaring facebook.

Dari kendala diatas, anggota yang masih bertahan
melakukan kesepakatan untuk penjadwalan hadir dan aktif minimal dalam seminggu
1 kali. Dan membuat perencanaan ulang dalam pengelolaan sumber daya anggota
termasuk melibatkan orang diluar team untuk menjadi team pemasaran. Dan team
inti fokus pada desain dan produksi paper craft.Ada banyak nilai yang bisa
diambil dari Pengolahan karakter,branding dan cerita dari pewayangan ini
diantaranya nilai Education,Entertainment,Merchandising dan Advertising.Dari
Pengolahan karakter,branding dan cerita dari pewayangan dapat diolah menjadi
berbagai macam bentuk.Yaitu bisa diolah sebagai buku cerita
hiburan,animasi,game interaktif,paper toys,ensiklopedia wayang,dan media
pengetahuan.

 

Misi mulia yapato adalah Mengubah citra masyarakat terhadap wayang dengan
mengaplikasikannya lewat karakter dan gaya baru melalui berbagai media dan life
style sesuai perkembangan masyarakat saat ini.Sehingga diharapkan masyarakat
bisa ikut melestarikan budaya wayang yang saat ini sudah jarang terlihat.Dan
juga merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi Yapato untuk membuktikan bahwa
wayang juga bisa
diolah lagi menjadi sesuatu yang baru
dan menguntungkan di zaman modern seperti ini.

Berita Terkait