Sepulang dari melanjutkan S3 di Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun lalu, Ismaini bersama enam dosen lainnya yang tergabung dalam satu tim, mengikuti Kompetisi Hibah Softkill 2008 oleh DIKTI. Ketika itu Ismaini menjadi ketua dalam tim tersebut. “Kompetisi ini semacam PKM-nya mahasiswa. Tim dosen mengajukan proposal yang berisi program pengembangan softskill selama dua tahun untuk universitasnya masing-masing. Program terbaik akan didanai oleh DIKTI untuk direalisasikan langsung ke unversitas tersebut,†terang dosen Jurusan Statistika FMIPA ITS ini.
Ketika itu, Ismaini dan tim berhasil membuat DIKTI menyetujui proposalnya. Detik itulah awal mula terbentuknya Tim Pengembangan Softskill ITS, dengan Ismaini langsung sebagai ketuanya. Untuk dua tahun kedepan, Ismaini dan tim membuat empat program utama yang harus dijalankan sebagai langkah untuk mengembangkan softskill mahasiswa ITS. “Program A adalah program untuk dosen, program B adalah program untuk sistem, program C untuk organisasi mahasiswa (ormawa), yang terakhir program D sebagai usaha menggaet alumni,†ujar ibu empat anak ini.
Rancangan keempat program tersebut sudah menghasilkan pelatihan entrepreneur bagi dosen, sebuah sistem bernama SKEM, serta serangkaian kegiatan yang sasarannya mahasiswa. Contohnya bisnis plan, seminar, pelatihan, dan kompetisi. Ada pula yang masih dalam perencanaan yaitu pembuatan buku yang bertajuk Karakter Unggul dengan menggandeng ormawa-ormawa yang ada di ITS. Dosen yang lahir pada 25 Mei 1960 ini menambahkan, “Buku ini berisi tentang pengalaman mahasiswa –mahasiswa unggul di ITS. Harapannya dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa yang lainnyaâ€.
Kecintaan Ismaini terhadap dunia kemahasiswaan memang besar. “Sudah terlanjur cinta dan tertarik dari awal. Tidak tahu kenapa. Pokoknya sejak menjadi dosen saya memang langsung tertarik pada hal-hal yang berbau mahasiswa,†ceritanya sembari tersenyum. “Dari segi materi, bagian kemahasiswaan justru mendapat yang paling sedikit. Namun pengalaman yang saya dapat sangat banyak. Saya senang ketika membimbing mahasiswa,†tambahnya.
Ismaini juga termasuk dosen yang rajin mengadakan penelitian dan riset. Bulan November lalu saja Ismaini telah menyelesaikan tiga penelitian dan satu riset terbarunya. Kesenangannya pada bidang tulis-menulis seperti sekarang ini diawali dari rasa mindernya dengan ilmu yang ia miliki. Ismaini mengatakan bahwa ia tidak percaya diri dengan ilmu statistika kependudukan yang merupakan background pendidikannya. Dosen-dosen statistika lain umumnya berasal dari lulusan statistika murni. “Saya membuka wawasan saya seluas-luasnya dan akhirnya saya bisa membuktikan bahwa saya pun bisa,†ujarnya mantap.
Ismaini mengharapakan mahasiswa ITS dapat menjadi mahasiswa yang proaktif, tidak sekedar menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja. “Jadilah yang luar biasa. Menjadi mahasiswa itu cuma sekali, setelah lulus hanya tinggal kenangan. Maka dari itu ukirlah prestasi, agar prestasimu dikenang,†pesan Ismaini menutup perbincangan. (m14/tyz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung