Mahasiswa kelahiran Sragen, 18 September 1984 ini kini dibantu sepuluh anggota lainnya untuk menyukseskan pemira tahun ini. Dalam tim tersebut terdiri 4 mahasiswi dan 7 mahasiswa termasuk dengan dirinya. "Tim KPU ada sebelas orang yang berasal dari bermacam jurusan. Inilah hambatan terberat kami, yaitu menemukan jadwal yang sesuai. Kami sangat sulit untuk dapat rapat yang memenuhi kuorum," kata Aris.
Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Suparyono dan Sumarsih ini selama satu bulan terakhir berpindah tempat tinggal. Dulu ia kost di Keputih, namun untuk kepentingan pemira, selama satu bulan terakhir ia tinggal di BAAK lantai tiga. Bahkan komputer, buku kuliah, dan beberapa bajunya juga ikut pindah ke sana. "Ini saya lakukan untuk lebih mempermudah kegiatan KPU,dan lagian KPU tidak ada komputer, jadi pakai komputer saya. Untuk keamanannya, saya jaga sendiri saja," terang Aris.
Aris hanya berharap agar pemira tahun ini dapat berjalan lancar. Mahasiswa yang suka makan tempe ini berharap agar pemira di ITS dapat benar-benar menjadi ajang pembelajaran berdemokrasi dan berpolitik. "Saya sangat ingin pemira tahun ini bisa berlangsung lancar dan sportif, kalaupun ada saran untuk perbaikan KPU silahkan datang di BAAK lantai tiga, saya selalu stand by disana kok," pungkas Pras.(jie)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung