Lulusan Teknik Fisika ITS tahun 2014 ini telah mengambil gelar master di Imperial College London, salah satu dari sepuluh universitas terbaik dunia versi QS World UniversityRankings 2017. Didapuk menjadi pembicara, Wafi mengaku senang membagikan pengalamannya meraih beasiswa dari Kementrian Keuangan ini.
"Setiap tahunnya, terdapat sekitar 10 ribu pelamar beasiswa LPDP. Melalui sekelumit mekanisme proses seleksi, hanya 600 hingga 700 orang saja yang berhak menerima bantuan dana abadi sebesar Rp 15 triliun dari pemerintah ini," ungkap mantan wakahima Himpunan Teknik Fisika tahun kepengurusan 2012/2013 ini
Wafi kemudian membagikan sedikit bocoran mengenai beberapa poin penting yang perlu diperhatikan untuk bisa memenangkan beasiswa LPDP. "Kalian harus memupuk strong willingness atau keinginan yang kuat serta meramu personal statement sebaik mungkin," terang pria kelahiran tahun 1992 ini
Ia menjelaskan bahwa dua hal tersebut adalah kunci yang sering dilupakan oleh para pelamar beasiswa. "Para pelamar diluar sana seringkali lupa, bahwa ada ribuan pelamar lain yang sama-sama berkualitas dan berkapabilitas baik dari segi pengalaman maupun prestasi," lanjut Wafi.
LPDP sendiri, lanjut Wafi, membutuhkan tidak hanya mereka yang pintar namun berpemikiran jauh ke depan. Para pelamar yang berhasil lolos seleksi adalah mereka yang dapat menerangkan kenapa mereka pantas menjadi awardee LPDP dan apa yang membuat mereka berbeda dari orang lain.
Untuk lebih berinteraksi dengan para peserta Sharing Session, Wafi kemudian memutar cuplikan salah satu film Amerika Serikat yang berjudul 21. "Dalam film tersebut kalian bisa melihat bagaimana personal statement sangat mempengaruhi cara pandang penyedia beasiswa terhadap para pelamar," terang Wafi mengenai film yang mengangkat kisah perjuangan mendapatkan beasiswa kedokteran di Harvard ini.
Lebih lanjut, mahasiswa Jurusan Control System ini menekankan pada para peserta untuk memaksimalkan penulisan recommendation letter. "Surat Rekomendasi yang baik adalah yang ditulis oleh orang yang yang benar-benar mengenal kita. Tidak hanya orang-orang yang berkedudukan tinggi di instansi tempat kita berada," kata Wafi memberikan contoh. (saa/ven)