ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
14 Agustus 2017, 23:08

Arsitektur ITS Inisiasi Gerbang Intermoda Budaya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Berawal dari kunjungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) ke ITS, Arsitektur kemudian diminta untuk membuat konten pameran berupa objek arsitektur di Indonesia Timur. Ide tentang pembangunan berkelanjutan di Papua kemudian muncul dari Jafni Zul Fahmi, mahasiswa Arsitektur angkatan 2013, pengembangan kawasan GIB.

Gerbang Intermoda Budaya adalah rujukan atau gerbang utama pariwisata di Papua, terletak di Kabupaten Ayawasi, Papua Barat. GIB dapat diakses dengan tiga moda transportasi. Antara lain kendaraan bermotor, kereta api, dan pesawat komersil. Gerbang ini memiliki empat fungsi utama, yakni bandara internasional, etalase budaya, museum, dan hotel.

Potensi wisata lainnya yang perlu dikembangkan adalah Taman Nasional Lorentz. Kompleks Taman Nasional ini bersebelahan dengan Kabupaten Asmat. Akses masuk utama ke dalam kompleks ini melalui kecamatan Agats. "Akses untuk wisatawan menuju daerah ini cukup sulit. Diperlukan perbaikan bandar udara di kawasan Agats. Sehingga pesawat dengan kapasitas lebih besar dapat bersandar di wilayah ini," ungkap pria asal Bali tersebut.

Dermaga utama terintegrasi langsung dengan bandara Agats yang juga diakses menggunakan boat. Dengan adanya dermaga ini, diharapkan dapat menjadi akses utama dari wilayah Papua Barat untuk menuju ke Taman Nasional Lorentz.

Dalam hal ini, ada empat objek yang dirancang. Objek utama, di Ayawasi, dirancang sendiri oleh Jafni. "Untuk objek lain seperti bandara dan pelabuhan Agats, saya berkolaborasi dengan tim saya. Proses pengembangan konsep produksi finishing 80 persen saya yang mengerjakan langsung," tuturnya.

Bandar udara Ayawasi merupakan bandar udara dengan kapasitas kecil dan hanya digunakan sebagai transit. Letaknya sangat strategis, terintegrasi dengan jalur Trans Papua dan Perencanaan jalur Kereta Api Papua.

Menurut Jafni, pengembangan sarana infrastruktur di Papua terkendala oleh minimnya kesadaran pemangku kebijakan untuk mengembangkan dan membuka akses transportasi yang memadai. Inisiatif pemerintah dan warga untuk mengembangkan sektor wisata adalah kunci peningkatan jumlah wisatawan.

"Kita sebagai akademisi tidak hanya tinggal diam dengan perencanaan pembangunan pemerintah. Pendapat dan inovasi untuk Indonesia lebih baik harus selalu dicanangkan agar pemerintah terpantik karena tidak hanya infrastruktur inti seperti jalan dan jembatan yang dibangun, namun juga infrastruktur pendukung yang lain," terangnya.

Ia berharap agar pemerintah dapat menjadikan ide tersebut sebagai referensi ke depannya atau  bahkan merealisasikan ide tersebut bersama timnya.  "Kami berharap pemerintah melirik ide ini untuk segera direalisasikan bersama kami selaku akademisi," tutupnya. (mbi/ven)

Berita Terkait