Dalam sambutannya, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana M Sc ES Ph D mengajak peserta untuk turut merasakan gelora perjuangan di kampus ITS. "Selamat datang di ITS, kampus yang berdiri dengan semangat perjuangan sepuluh nopember," tuturnya.
CommTECH Highlight diikuti oleh 45 peserta dari 17 negara, CommTECH Ideas sebanyak 55 peserta dari enam negara, serta JWGEA 56 peserta dari empat negara. "Peserta CommTECH adalah mahasiswa S1, S2, dan S3 sedangkan peserta JWGEA adalah mahasiswa S2, S3, dan Profesor dari berbagai negara," tutur Joni.
Acara ini akan berlangsung selama empat hari hingga Kamis (27/7) nanti. "Hari pertama dan kedua agendanya adalah konferensi dan pameran poster. Hari ketiga city tour. Khusus JWGEA, hari keempat akan melaksanakan company visit," imbuhnya.
Menurut Joni, mengoordinasikan banyak peserta dalam satu acara dengan latar belakang berbeda bukanlah hal yang mudah. Namun, kerja keras tersebut sepadan dengan kesempatan untuk saling bertukar ide dan gagasan dengan peserta dari berbagai negara.
Joni percaya, kegiatan ini mampu membuka kesempatan bagi setiap orang dari berbagai disiplin ilmu. Utamanya untuk saling berdiskusi sehingga menemukan solusi terbaik dari berbagai permasalahan di dunia. "Kami percaya bahwa semua masalah di negara ini dapat terselesaikan dengan sumbangan teknologi dari berbagai multi disiplin," ucap pria kelahiran Bandung ini.
Selain itu mengenai latar belakang acara, Joni percaya networking adalah kunci paling penting untuk bertahan dalam era globalisasi. "Tidak ada batasan lagi antar negara di dunia, jadi kita perlu meningkatkan kapasitas diri kita untuk saling terhubung satu sama lain," ulasnya.
Adapun pembicara yang didapuk dalam pembukaan ini adalah Prof Dr Ir Johan Silas dari Departemen Arsitektur ITS, Drs Kresnayana Yahya Msc dari Departemen Statistika ITS, serta Managing Director di Technische Universitat Munchen (TUM) Asia, Markus Waechter.
Joni berharap, para peserta khususnya mahasiswa ITS akan mendapat pengetahuan yang lebih setelah berdiskusi terkait sains dan teknologi dengan mahasiswa lain dari berbagai negara di Asia.
Senada dengan salah satu peserta JWEGA asal Ritsumeikan University Jepang, Yasuko Takehana. Ia mengaku tertarik mendaftar program ini agar dapat melatih kemampuan bahasa inggrisnya, terutama dalam mempresentasikan gagasan di hadapan para peserta. "Saya berharap dapat saling bertukar ide dan opini dengan peserta lainnya," tuturnya. (qi/dza)