ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
18 Juli 2017, 09:07

ISCRBM Kupas Tuntas Masalah Manajemen Bisnis

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Salah satu pembicara pada Seminar The 1st Internasional Seminar of Contemporary Research in Business and Management (ISCRBM 2017) yang mengusung tema Sustainable Synergizing Business ini adalah Dr Fumio Itoh, Presiden ABEST21.

Ia menjelaskan, dalam meningkatkan kualitas bisnis dan manajemen perlu adanya kolaborasi. "Kolaborasi ini penting untuk saling menopang dan agar asosiasi yang dibuat itu dekat dan menyatu, baik akademisi tradisi dan institusi," ujarnya.

Fumio menyebutkan, seperti halnya dengan ABEST21, lembaga akreditasi sekolah bisnis yang telah unjuk gigi keberhasilannya untuk mengolaborasikan antara akademisi, tradisi dan institusi bisa dijadikan sebagai percontohan langkah dan metodenya.

Langkah utama yang dilakukan, ujarnya, ketika akan berkolaborasi adalah mengetahui saluran atau channel mana yang dapat diajak bekerja sama. Kemudian tawarkan keuntungan bagi target, lalu gunakan metode kolaborasi yang ada. "Metode yang bisa digunakan, salah satunya adalah kaizen. Kaizen ini merupakan metode untuk merubah kebudayaan yang ada," jelasnya.

Selain itu, kolaborasi juga merupakan nilai penting untuk mendapatkan akreditasi. Melalui kolaborasi, Fumio menambahkan bahwa Indonesia dapat lebih kompetitif dan semakin baik dalam pembangunan. "Kolaborasi ini tugas besar bagi kalian (mahasiswa magister manajemen, red) saya menekankan agar kalian dapat mengolaborasikan antara pembelajaran, penelitian dan kerjasama dengan industri ketika ingin mendapat akreditasi yang baik," tegas Fumio.

Sepaham dengan Fumio, Harryadin Mahardika PhD, Direktur Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB), Universitas Indonesia, mengatakan bahwa kolaborasi merupakan tantangan terbesar yang ada pada area bisnis dan manajemen.

"Tantangan ini harus kita jawab dalam lima tahun kedepan, jangan sampai kita tidak melakukan apa apa. Kita harus menciptakan generasi muda yang kreatif agar mampu bersaing di dunia manajemen dan bisnis, nah kalian bisa memulai dari tesis yang menjawab hal ini," tutur pria yang disapa Mahardika ini.

Dalam berkolaborasi, Mahardika menekankan agar tidak hanya menjadi obyek pembelajaran, namun menjadi subyek untuk belajar. Hal tersebut dapat dimulai dengan menciptakan jaringan untuk sekolah bisnis dan manajemen agar dapat menjadi subyek untuk belajar. Selain itu, big data juga merupakan kunci yang harus diperhatikan pada area industri karena dapat mendukung perkembangan.

Pernyataan tersebut turut didukung oleh Prof Badri Munir Sukoco PhD, Professor termuda di FEB Universitas Airlangga (Unair). Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat empat sebagai negara dengan populasi terbesar.

Menurutnya, hal itu membuat Indonesia perlu mengadakan penyatuan untuk menaklukan kompetisi global. "Terutama pada maritim, infrastruktur, dan keamanan makanan, kita perlu melakukan kolaborasi untuk meningkatkan kualitas," ujar Munir.

Sama halnya dengan ketiga pembicara sebelumnya, Egon Lassman, Direktur Maspion Hospitality memotivasi agar masyarakat Indonesia terutama mahasiswa yang tergabung dalam APMMI, yaitu Departemen Program Studi Magister Manajemen Teknologi (MMT) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Departemen Magister Manajemen dari Unair, Universitas Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu Eknonomi Perbanas melakukan sinergi keberlanjutan.

"Kalau proyek hanya satu kemudian selesai itu mudah. Namun sinergi keberlanjutan itu yang susah dan harus kalian taklukan. Bertemulah dengan orang orang, jangan malu dan jangan terlalu sibuk dengan gadget. Lihatlah potensi yang ada disekeliling, lalu manfaatkan," terangnya bersemangat. (mir/van)

Berita Terkait