Harun Al Azies dan Ayu Febriana adalah salah satu tim dari empat tim dari ITS yang lolos ke babak final setelah melewati rangkaian penyisihan secara online. "Pada babak penyisihan, tim kami diberi tugas menganalisis data mentah dari panitia. Finalnya ada tujuh tim yang lolos. Empat tim di antaranya dari ITS," tutur Harun.
Empat tim dari ITS yang lolos ini akhirnya berangkat ke Samarinda untuk melakukan kompetisi final. Harun berkisah di babak final, terdapat empat topik yang dipilih secara acak. Yakni kesehatan, politik, sosial, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
"Kebetulan saya dapat bidang kesehatan yang membahas tentang penderita diabetes melitus di Rumah Sakit (RS) Dr Subandi Jember," ungkap mahasiswa angkatan 2014 tersebut. Setiap tim diberi waktu dua jam untuk mengerjakan analisis dari data yang mereka dapatkan.
Tim Harun akhirnya memakai software SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) sebagai alat bantu. "Data yang kita dapat akhirnya diregresikan semua," lanjut mahasiswa Program Studi D3 tersebut.
Namun naas, ketika waktu tersisa 21 menit, semua data yang diregresikan ternyata salah. Di tengah kepanikan, saat itu barulah timnya terpikir untuk menggunakan metode analisis korespondensi. Metode ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan antar variabel.
Data yang diperoleh oleh tim harun berupa data kadar glukosa dan trigliserida dari 143 pasien penderita diabetes di RS tersebut. "Ada nama, umur, jenis kelamin, dan juga kadar gulanya. Kami mencari klasifikasi umur, kadar gula dan kadar trigliserida dari menteri kesehatan. Soalnya, analisis korespondensi harus dikategorikan terlebih dahulu," ujar Harun.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pasien diabetes tidak selalu memiliki kadar gula tinggi. Melainkan juga dipengaruhi oleh trigliserida. "Jadi orang dengan kadar gula rendah juga bisa kena diabetes, karena trigliseridanya tinggi," jelas Harun.
Beruntung karena akibat dari analisis korespondensi ini, tim Harun dapat menjadi jawara dalam sub perlombaan jambore statistika ini. Uniknya, ketiga tim
lain dari ITS juga menyabet juara 2, juara 3, dan juara 4 berturut-turut
dalam ajang ini. Tak pelaklah ITS keluar sebagai jawara dalam jambore statistika ini.
Harun sendiri berharap agar hasil analisanya dapat diaplikasikan langsung, supaya pihak RS dapat mengetahui penyakit pasien secara otomatis dari karakteristiknya.
Selain itu, ia juga berharap agar mahasiswa bisa lebih aktif lagi dalam mengikuti perlombaan. "Semoga teman-teman bisa lebih mengeksplorasi materi yang sudah kita dapat di diploma untuk pemecahan masalah seperti ini," pungkas mahasiswa asal Surabaya tersebut. (mbi/gol)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung