Chief Technology Officer (CTO) dari GDP Labs ini mengatakan, penumpang adalah level yang paling rendah di antara ketiganya. "Penumpang dapat turut menaiki sebuah mobil, tapi mereka tidak dapat mengendarainnya," papar On Lee menggambarkan.
Di depan peserta yang sebagian besar dari mahasiswa ITS ini On Lee melanjutkan, level penumpang biasanya diisi oleh golongan yang buta teknologi. Mereka dapat turut merasakan kemudahan yang diberikan oleh teknologi, namun tidak mampu menggunakannya tanpa bantuan orang lain.
"Misalnya, seorang nenek dapat berbicara dengan cucunya yang sedang kuliah di luar negeri melalui sambungan internet. Namun nenek tersebut tidak bisa melakukannya tanpa bantuan sang anak," tutur Ex-Senior Director of Symantec Corporation ini.
Di atas level penumpang adalah pengemudi. Pengemudi dapat mengendarai mobil mereka sendiri tanpa bantuan orang lain, namun Ia tidak tahu pasti tentang cara kerja mesin mobil tersebut. Ia hanya tahu bagaimana cara untuk menjalankannya.
Sedangkan pada level montir, selain mahir dalam mengendarai mobil, mereka juga tahu bagaimana mesin dalam mobil tersebut bekerja. Mereka dapat merancang berbagai pembaruan dan inovasi untuk meningkatkan kinerja mobil tersebut. Mereka mampu menganalisa bagian mana yang harus diperbaiki saat mobil tidak berfungsi dengan baik. Menurut On Lee, lulusan Departemen Teknik Informatika seharusnya memiliki kapabilitas untuk masuk dalam level montir.
On Lee melanjutkan, ada beberapa parameter yang harus dikuasai oleh mahasiswa untuk dapat mendobrak level montir. Parameter tersebut diantaranya adalah Computer Science, Mathematics, dan Statistics. "Bila seorang mahasiswa mampu menguasai ketiga kompetensi tersebut dengan sangat baik, saya jamin dia mampu menapaki level montir," tegasnya. (qi/hil)