Bertempat di Teater C, Ir Jumadis Abda MM MEng mengungkapkan permasalahan kelistrikan yang dialami Indonesia. "Harga pokok produksi listrik masih tinggi, sehingga harga listrik juga lebih mahal," ungkapnya di depan puluhan mahasiswa ITS. Terlebih lagi, harga listrik di Indonesia belum kompetitif dan masih harus disubsidi oleh negara.
Masalah kedua, kata Jumadis adalah masih terjadi defisit daya listrik di berbagai daerah di tanah air. "Di beberapa daerah masih terjadi pemadaman listrik bergilir seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Papua," tuturnya. Jika listrik di suatu daerah terganggu, maka semua kehidupan pun terganggu baik operasional maupun ekonomi.
Selain itu, dominasi listrik swasta menjadi masalah yang cukup serius menurut Jumadis. "Sekarang diberlakukan sistem Take or Pay (ambil atau bayar, red) yang merugikan PLN," ungka pria asal Depok ini kecewa.
Sistem Take or Pay sendiri merupakan sistem di mana PLN diwajibkan membeli listrik dari pihak swasta atau Independent Power Producer (IPP). Jumadis meyakini, jika penyediaan listrik di Indonesia dititikberatkan pada PLN, maka harga listrik bisa lebih murah.
Terakhir, Jumadis mengungkapkan kekecewaannya terhadap profesionalitas kelistrikan nasional yang masih belum sesuai harapan. Ia berharap mahasiswa ITS utamanya, dapat meyelesaikan problematika kelistrikan di Indonesia suatu saat nanti. (id/mis)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,