Workshop yang menjadi bagian dari Logistics and Supply Chain Camp (LSCAMP) 2017 ini mendatangkan Dr Tomy Perdana SP MM, dosen Universits Padjajaran sebagai pembicara. Workshop ini diselenggarakan oleh Laboratorium Logistics dan Supply Chain Management (LSCM) Teknik Industri ITS bekerja sama dengan Institut Supply Chain dan Logistik Indonesia (ISLI)
Dalam presentasinya, Tomy menceritakan pengalamannya mengembangkan dan membina masyarakat petani lokal dengan fokus membenahi rantai pasok. Kelompok petani lokal yang ia bina adalah Kelompok Katata Farm di Jawa Barat. "Dalam bahasa sunda, Katata artinya tertata atau terstruktur," ungkap dosen dan Ketua Laboratorium Agribisnis di Unpad ini.
Melalui Katata Farm, Tomy mengembangkan model manajemen rantai pasok (supply chain management) yang melibatkan langsung petani lokal dengan pasar. Bahkan saat ini, kelompok tani Katata menjadi model pengembangan sistem rekayasa sosial.
Riset untuk Katata Farm telah dimulai sejak tahun 2009. Hingga saat ini, telah dilakukan pengembangan sistem produksi wortel, buncis Kenya, hingga tomat Belanda di lahan pertanian mereka. "Kita pakai mobile rainshelter untuk produksi dan pembenihan. Jadi tempatnya bisa dipindahkan," ujarnya.
Model pengembangan sistem rantai pasok pertanian adalah dengan komputasi. Model ini dikembangkan menggunakan pendekatan sistem dinamik dan aksi partisipatif. Fungsinya untuk mendesain model sistem rantai pasok sayuran yang ramping, lincah dan berkeadilan untuk memenuhi pasar terstruktur.
Manfaatnya dalam segi ekonomi, model sistem rantai pasok berbasis ilmiah menjadi bernilai ekonomi pada saat dipadukan dengan investasi dan layanan. Yakni dengan pengembangan benih, serta teknologi tepat guna mobile rainshelter dan sistem irigasi. "Pengembangan ke arah perbanyakan dan sistem lahan," ujar konsultan Supply Chain Indonesia tersebut.
Sementara dalam segi sosial, manfaatnya dapat menarik lebih dari 100 orang petani terlibat, meskipun dengan luas lahan 50 hektar. Selain itu, petani dapat mendistribusikan produk langsung ke supermarket, pasar tradisional, bahkan ekspor.
Yang paling penting, petani mendapatkan harga jual yang lebih tinggi, yaitu di atas 30 persen dari kondisi awal. Sehingga pendapatan usaha tani meningkat. "Dengan sistem rantai pasok, keuntungan yang diperoleh petani minimal 100 persen dari HPP (Harga Pokok Penjualan, red)," tandasnya. (mbi/mis)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi