1001 Ide mengenalkan kisah masa lampau melalui berbagai karya baik 2D maupun 3D. Salah satunya adalah kisah para ilmuwan dunia yang disajikan dengan ciamik lewat lukisan-lukisan yang berkonsep surealis.
"Inti konsep surealis adalah menceritakan sesuatu dalam bingkai, contohnya lukisan Eddison yang menceritakan tentang penemuan bohlamnya di samping lukisan wajah," jelas Alifka Hammam Nugroho, Ketua Pelaksana 1001 Ide 2017.
Selain mengenalkan masa lalu, lanjut Alifka, konsep Rekacipta juga mengajak penikmat seni dan teknologi masa kini untuk lebih menghargai berbagai ciptaan yang telah dibuat para ilmuwan. Dengan mengetahui kisahnya, maka pengunjung secara tidak langsung diajarkan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti pada masa lalu.
"Kami menunjukkan pengorbanan mereka melalui karya kami agar manusia sekarang bisa lebih terinspirasi lewat karya dan kisah para ilmuwan tersebut," ungkap Alifka.
Pada gelaran yang dihelat di gedung AJBS Surabaya ini, karya yang dipajang dikelompokkan sesuai dengan komunitasnya. Diantaranya ada komunitas komik, fotografi, tipografi, ilustrasi vektor, ilustrasi manual dan ilustrasi digital yang menjadi tokoh utama dalam ruang pameran karya 2D.
Sedangkan untuk 3D berbagai komunitas seperti videografi, fashion design hingga ilustrasi material juga tak mau ketinggalan. Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual ini menceritakan keseluruhan komunitas berjumlah 16 dan beberapa di antaranya merupakan komunitas baru, salah satunya komunitas Jumat Sehat yang mengusung ilustrasi material.
"Komunitas Jumat Sehat mengilustrasikan material ke dalam seni, mulai dari seni di dalam batuan hingga garis tangan dan kartu tarot," paparnya.
Tak hanya diminati oleh mahasiswa ITS saja, 1001 Ide juga sukses menarik antusiasme masyarakat Surabaya. Seperti halnya Ajik, Atul dan Lalak, siswa SMA Negeri 5 Surabaya yang datang setiap tahunnya untuk menyaksikan pagelaran seni tahunan ini. Bahkan diantaranya mengaku tertarik untuk masuk ke ITS setelah menyaksikan karya-karya yang ditampilkan.
"Karyanya bagus-bagus jadi nagih untuk datang setiap tahun. Dibela-belain baru pulang sekolah masih pakai seragam untuk datang ke sini," ujar ketiganya dengan bersemangat. (arn/hil)