"Bromo sangat indah, Indonesia beruntung bisa memilikinya. Aku bersyukur bisa menikmati pemandangan seperti ini," terang Fatemah Jalalvand ketika menceritakan kekagumannya terhadap gunung yang dihimpit oleh empat kabupaten di Provinsi Jawa Timur ini.
Peserta asal Iran ini mengaku tidak kecewa meskipun gagal melihat kawah yang menjadi salah satu destinasi favorit saaat berkunjung ke Bromo. Bagi mahasiswi asal University of New South Walles Australia tersebut, pengalaman pertamanya berkuda sambil menikmati hamparan pasir yang luas sudah membayar semuanya.
Seralas dengan Fatemah, kendati terhalang oleh cuaca buruk Saleem Alirajaj tetap menikmati perjalanan pertamanya ke Bromo. Mahasiswa asal Australia ini mengaku akan mengunjungi Bromo lagi suatu saat nanti. "Awalnya aku hanya akan pergi ke Bali dan Lombok tetapi dengan pemandangan indah seperti ini, sepertinya aku akan menambahkan Bromo didalam daftar destinasi,"terangnya.
Pemuda yang mengaku jatuh cinta dengan nasi goreng tersebut menambahkan selain memiliki kondisi alam yang sangat indah, keramahan masyarakat sekitar membuatnya ingin kembali lagi. "Bapak penunggang kuda, Ibu Penjual Kopi, Wisatawan domestik, semuanya tersenyum kepadaku. Hal yang sangat jarang aku temui di Australia," tutur mahasiswa asal University of Technology Sidney tersebut.
Disisi lain, Sengxay Xayachack berbagi pengalamannya tentang mengabadikan momen disekitar Gunung Bromo. Pemuda yang hobi fotografi ini mengaku mendapatkan banyak jepretan memuaskan meski cuaca sedang tidak baik.
Menurut pria asal Laos tersebut, Bromo berbeda dengan gunung-gunung di Laos. "Tidak ada lautan pasir yang indah ini di Laos. Pemandangannya pun masih mengagumkan meskipun di beberapa tempat terhalang kabut tebal. Aku tidak bisa berhenti mengambil gambar," tandasnya. (lys/hil)