ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
30 Desember 2016, 13:12

Bangun Wawasan Global Dalam Camp Internasional

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Adalah Ahlidin Nursidiq dan Adven Hutajulu yang menjadi perwakilan ITS mengikuti program bersama dengan mahasiswa asing dari 13 negara lainnya. Keduanya adalah mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS. 
Dikatakan Ahlidin, keinginan besarnya meningkatkan kemampuan personal mendorongnya mengikuti kegiatan yang berlokasi di provinsi Mahasarakham ini. "Saya ingin belajar memahami gaya hidup orang luar, menambah pengalaman serta membangun wawasan global," terang Ahlidin pada ITS Online.  
Menurutnya, GCC merupakan progran yang cukup ideal untuk memenuhi keinginan belajarnya serta  pelaksanaannya yang tidak terlalu lama cukup membantunya memahami gaya hidup dunia luar. "Program ini berlangsung selama dua minggu, jadi cukup untuk belajar banyak hal tanpa harus cuti perkuliahan," tambah pria yang kerap dipanggil Adin itu. 
Selama program ini, Adin mengaku mendapat banyak teman baik dari Indonesia sendiri, maupun dari negara asing. Dari negara asing, ia mengaku mendapat banyak teman dari Vietnam, Kamboja, Laos, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Rusia, Mongolia, India, Bangladesh, Malaysia, serta Thailand.  "Terdapat total 60 peserta dari luar Thailand ditambah 20 peserta dari kampus Mahasarakham," terangnya. 
Selain menjalin persahabatan, ia menyadari pentingnya keterbukaan dan bersosialisasi dengan dunia luar. Sebab, dengan berbincang bersama mahasiswa asing ia menyadari semakin banyak pandangan baru yang ia dapatkan, semakin banyak ilmu yang dapat dipelajari, pentingnya menghargai perbedaan, cara berdiskusi terarah, cara menyampaikan pendapat yang baik, serta kemampuan bernalar semakin terlatih. 
Di provinsi yang belokasi 475 km dari Bangkok itu, ia juga merasakan kekentalan budaya Thailand. Berbeda dengan Kota Bangkok yang sibuk dengan gaya hidup metropolis, ia malah menemukan gaya perpaduan gaya hidup modern dengan gaya hidup tradisional yang dinamis. 
"Penduduk Mahasarakham tidak tertutup terhadap perkembangan teknologi gadget dan isu internasional, sekaligus mereka juga masih memelihara gaya hidup pedesaan yang kental dengan konsep religius Budhanya," terangnya. 
Dengan mengikuti kegiatan tersebut, ia mengaku semakin mengenal kemampuan personalnya serta memahami hal hal yang perlu ia tingkatkan. "Dari program ini, saya tahu batasan kemampuan saya dibandingkan dengan delegasi negara asing dan saya sadar bahwa saya harus semakin giat lagi memperbaiki diri terutama kemampuan berkomunikasi dengan bahasa inggris," pungkasnya (jel/ven)

Berita Terkait