Untuk ITS sendiri, tiga profesor diaspora tersebut adalah Prof Dr Hadi Susanto MSc dari University of Essex, Colchester, UK. Kemudian ada pula Prof Jeff Budiman PhD PE dari Illinois Institute of Technology, Chicago, USA yang ditemani oleh Prof Dr Ferry Butar Butar dari Sam Houston State University, Texas, USA.
"Menristekdikti ingin mendayakan profesor-profesor diaspora yang telah berkiprah di dunia pendidikan Internasional untuk kembali dan membenahi pendidikan dalam negeri," ungkap Dr Dra Agnes Tuti R MSc, Sekretaris Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Selain mengajar dan bertukar pengalaman dengan mahasiswa, para profesor diaspora yang datang juga mengadakan sejumlah diskusi dengan para akademisi dari perguruan tinggi yang bersangkutan. ITS dalam hal ini telah menyepakati kerjasama terkait riset, publikasi jurnal ilmiah, pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, serta penyelenggaraan program double degree.
Agnes menuturkan, profesor diaspora diharapkan dapat membantu juga dalam hal sistem publikasi riset. "Masalah utama penelitian kita adalah bagaimana agar hasil riset tersebut dapat dipublikasikan serta langsung diaplikasikan sehingga ada income untuk melakukan penelitian lanjutan. Hal itu menjadi salah satu topik bahasan kami bersama dengan para profesor diaspora tersebut," lanjutnya.
Program yang berlangsung secara nasional ini bertujuan menjadikan perguruan tinggi sebagai agen akselerasi perubahan melalui kerja sama dengan negara-negara lain. Selaras dengan itu, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) akan disusul untuk mendukung pelaksanaan pendidikan yang berskala global. Hal ini bertujuan menjadikan perguruan-perguruan tinggi di Indonesia menjadi World Class University.
Program kunjungan ini akan dilaksanakan selama lima hari hingga Sabtu (24/12) mendatang. Dalam kegiatan ini, para profesor diaspora tersebut akan menjadi dosen tamu di setiap perguruan tinggi yang akan dikunjungi. (saa/ven)