Rutin diselenggarakan tiap tahun sejak 2012, ITS tak pernah absen mengikuti KKCTBN. Tahun ini, KKCTBN diselenggarakan di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) tepat tiga hari semenjak Selasa (29/11) lalu.
ITS berpartisipasi dengan mengirimkan tim Barunastra masing-masing satu untuk tiap kategori. Terdapat Nala V dalam kategori kapal kendali otomatis (Autonomous Surface Vehicle), Astramaya Evo dalam kategori kapal cepat listrik dengan sistem kendali jauh (Electric Remote Control), dan Hydros dalam kategori kapal cepat berbahan bakar dengan sistem kendali jauh (Fuel Engine Remote Control).
Dalam perlombaan tersebut, ITS berhasil menjadi juara pertama dalam kategori ASV. Sedangkan dalam kategori ERC, Barunastra puas menempati juara kedua dan desain terbaik. Untuk kategori FERC, tahun ini adalah kali pertama ITS ikut ambil bagian. Total tiga juara berhasil diraih Barunastra.
Dikatakan Rival Faozi, ketua barunastra kategori Electric Remote Control, ada tiga tahapan dalam KKCTB, Tiga tahapan tersebut yaitu seleksi proposal pengajuan ke DIKTI. Setelah disetujui, Barunastra harus melalui tahap seleksi progres pembuatan, dan tahap terakhir adalah final race.
Saat berlaga di final race, kapal kategori ASV dituntut mampu melewati lintasan yg sudah ditentukan sebelumnya. Kapal dikendalikan secara otomatis dengan menggunakan sensor warna. "Ada 2 lintasan yaitu lintasan drag dan manuver," ujar Rival. Dalam kategori ini, penilaian utama terletak pada waktu dan ketepatan lintasan.
Rival menambahkan bahwa Sistem penilaian untuk tiap-tiap kategori sebenarnya sama. "Yang membedakan yaitu kalau Electric Remote Control menggunakan sumber tenaga listrik dari baterai, sedangkan kalau Fuel Engine Remote Control itu sumber tenaganya dari bahan bakar"
Tak melulu mulus, Pada saat perlombaan drag race, Kapal Astramaya sempat terbalik ketika di percobaan ketiga. "Tapi masih beruntung kita sudah maksimal di percobaan pertama. Kami ada di peringkat 2 dalam segi waktu," ujar pria kelahiran Kebumen tersebut.
Saat berada di lintasan manuver pun demikian, "Pada percobaan kedua, kapal kami, Astramaya juga menabrak tiang start," ungkap Rival terang-terangan. Hasilnya kapal dalam kategori ERC tersebut pecah sekitar 15cm.
"Akhirnya tim kami berusaha secepat mungkin menambal lambung kapal yg pecah tadi dengan alat dan bahan seadanya," Rival melanjutkan. Walaupun sudah tidak bisa maksimal, Astramaya berada di peringkat tiga dalam perolehan waktu ketika melalui lintasan manuver.
Ketika ditanya soal target, Rival menjelaskan bahwa pastinya Barunastra menargetkan menang untuk tiap kategori. "Cuma karena di sana banyak kendala, jadi dapatnya hanya tiga piala," ungkapnya kecewa.
Yang jelas, Rival berharap agar mahasiswa terutama yang masih baru untuk tidak pernah menyia-nyiakan waktu saat kuliah di ITS, berupaya menggali semua potensi yg dimiliki, dan menulis semua cerita di kampus tercinta ini. "Tetaplah berkarya dan berinovasi demi ujung tombak kemajuan maritim negeri ini, janganlah terbang ketika dipuji, jangan pernah tumbang ketika dihina," tutup Rival bangga. (id/ven)