LiMITS merupakan salah satu program kerja International Office yang mewadahi pembelajaran berbasis online. "Kami memfasilitasi mahasiswa ITS untuk tidak hanya berkuliah di dalam kelas (classroom based), melainkan juga dapat terhubung dengan dunia internasional," ungkap Dr Maria Anityasari ST ME, Kepala International Office ITS.
"Karena ketika berbicara mengenai globalisasi, mahasiswa harus mampu bergerak dengan tanggap sesuai kemajuan teknologi," lanjutnya. Menurutnya, tidak ada yang salah dalam mengadopsi perkembangan pendidikan, ekonomi, serta teknologi dari negar-negara yang telah maju.
Mengangkat teman Innovation and Design for Global Grand Challenge, LiMITS yang diadakan untuk pertama kali ini diikuti oleh 30 peserta dari seluruh jenjang pendidikan yang ada di ITS. Peserta tersebut nantinya akan belajar secara rutin selama lima minggu dipandu oleh Dr. Alex Dehgan dari Duke University, Carolina Utara, Amerika Serikat. Serta mendapat sertifikat kelulusan pada akhir pembelajaran.
"Dalam lima minggu tersebut, kami mempelajari lima hal terkait dunia internasional," terang Christopher Andrew, salah satu peraih nilai tertinggi dalam LiMITS ini. Lima hal tersebut adalah pengembangan sumber daya manusia (development), konservasi sumber daya alam (conservation), kemajuan teknologi (technology), penggalian ide (innovation), dan kewirausahaan (entrepreneurship).
Mahasiswa baru Teknik Informatika ini melanjutkan bahwa tiap minggunya para peserta LiMITS disuguhkan pembelajaran berupa video. Lalu di akhir sesi terdapat kuis serta pertanyaan mengenai apa yang telah dipelajari. "Jadi bisa belajar dimana saja," tambah Christopher.
Undang Dubes US
Pada acara puncak, kamis (8/12), LiMITS menghadirkan Christine Getzler Vaughn, Kepala Humas United State (US) Consulate di Surabaya. Christine berbagi kisah tentang budaya technopreneurship di Amerika, yang berkorelasi dengan sub mata kuliah minggu kelima.
Wanita yang baru empat bulan berada di Indonesia ini berharap dengan diadakannya Massive Open Online Course (MOOC) atau kelas online besar seperti ini, mahasiswa ITS dapat lebih leluasa mengembangkan apa yang telah mereka miliki.
"Saya rasa para mahasiswa disini memiliki ide-ide yang berpotensi besar untuk dikembangkan, namun yang masih perlu dipupuk adalah keberanian untuk mengutarakan ide-ide tersebut," ungkap Christine dalam bahasa Inggris.
Ke depannya, Christine berharap mahasiswa ITS akan lebih terbuka pada dunia internasional dengan mengikuti berbagai ajang pertukaran pelajar serta konferensi internasional. (saa/akh)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung