Bermula dari meningkatnya kasus kehilangan motor di kampus ITS pada liburan semester silam, lelaki yang akrab disapa Agung sekaligus peraih juara pertama ini merasa panas hati. Dirinya pun memiliki keinginan untuk menciptakan aplikasi yang bisa menjaga motor mahasiswa dari tangan pencuri kendaraan bermotor. Ide tersebut kemudian ia bawakan pada dosen dan temannya yang ternyata berakhir pada eksekusi nyata menjadi sebuah aplikasi berbasis android.
Pria yang kerap dipanggil Agung itu menyatakan, aplikasi yang ia ciptakan memiliki hardware yang ditempelkan di kepala motor. Hardware tersebut digunakan untuk mengirimkan sinyal bahaya ke ponsel pemilik motor dengan menggunakan sebuah aplikasi.
Aplikasi tersebut juga mampu memberitakan keberadaan motor secara langsung ketika sedang dilacak pengguna. "Jika motor sedang dicuri, mesin akan mengirimkan notifikasi pada pengguna dan polisi." ujar Agung.
Agung berharap, kedepannya aplikasi tersebut dapat disempurnakan dan digunakan oleh semua orang untuk menghindari aksi curanmor. "Semoga bisa segera disempurnakan, dan dimanfaatkan terutama oleh mahasiswa-mahasiswi ITS," tuturnya senang.
Selain merebut juara utama, ITS juga berhasil memenangkan juara favorit atas proposal yang diajukan oleh Muhammad Ali Fikri. Dikatakan pria yang lebih suka dipanggil Fikri itu, aplikasinya berjudul Taponesia. Aplikasi tersebut bertujuan menghijaukan hutan serta memberdayakan petani dengan menggunakan sistem investasi pada tanaman pertanian.
Melalui aplikasi tersebut, investor akan menginvestasikan dana pada kelompok petani yang akan menanam berbagai jenis tanaman. Hasil panen tanaman tersebut menjadi milik investor selama lima sampai delapan tahun. "Kami ingin mengelola hutan yang terbengkalai dengan menanam tanaman yag bernilai jual," ujar Fikri kepada ITS Online.
Dalam kompetisi ini, terdapat tiga kategori lomba yakni, e-public service, e-governance, dan e-financial. "Ketiga kategori ini memanfaatkan teknologi digitalisasi, sedangkan milik saya termasuk e-financial," tambah Fikri.
Dalam mengikuti lomba yang digelar PT XL Axiata Tbk tersebut, kedua mahasiswa ITS itu bersaing dengan 1.069 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia. Lomba tersebut merupakan ajang bergengsi menciptakan inovasi untuk mengatasi masalah perkotaan didaerah tinggal mahasiswa yang bersangkutan. Tak tanggung tanggung, hadiah utamanya sebesar 30 juta rupiah. (ven/hil)