Serbuk Kayu menjelma menjadi wadah seniman di Surabaya. Memiliki anggota yang didominasi oleh kaum mahasiswa, komunitas ini pun penuh sesak dengan gairah ide-ide yang identik dengan pemikiran anak muda.
Mengenai keanggotaan, Indra Prayhogi, salah satu anggota menyatakan, Serbuk Kayu tidak membatasi anggotanya harus memiliki keahlian di bidang seni. "Justru ketika seni merupakan penggabungan dari beberapa disiplin ilmu, hal itulah yang akan membuatnya semakin menarik," terang lelaki yang akrab disapa Impoe itu.
Para militia, julukan untuk anggota Serbuk Kayu, terdiri dari beberapa orang dengan latar belakang yang berbeda. Ada yang dari seni rupa, grafis,teater, maupun musik.
Bukan hanya sekedar komunitas tanpa luaran, komunitas yang kini memiliki 38 anggota itu telah melakukan beberapa kegiatan yang sukses menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Surabaya. "Salah satunya adalah ketika mereka menanggapi isu kenaikan BBM empat tahun lalu," terangnya. Dengan membuat mobil kayu tanpa mesin dan tanpa BBM, para militia menggotong mobil tersebut mengelilingi Surabaya.
Selain itu, ada kegiatan Surabaya Move On yang sempat membuat nama Serbuk Kayu dikenal masyarakat Surabaya. Kegiatan tersebut merupakan agenda tahunan dari komunitas ini. Gelaran itu sudah dilakukan sebanyak tiga kali dengan memanfaatkan ruang-ruang terbengkalai untuk disulap menjadi lokasi pameran dengan desain unik.
Mendapat kehormatan untuk hadir mengisi stan komunitas ITS Expo 2016, Impo mengaku sagat senang. Menurutnya, ITS Expo mampu menjadi sarana untuk komunitas ini melebarkan sayapnya. "Dengan antusiasme pengunjung ITS Expo yang cukup besar, Komunitas dengan visi World Domination tersebut akan lebih dikenal lagi," tambah dirinya.
Untuk kedepanya alumni Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut berharap agar ITS Expo mampu mempertahankan daya tariknya."Semoga makin asyik, makin menarik, dan antusiame pengunjungnya semakin besar," pungkasnya. (io12/hil)