Ketika ditemui ITS Online, Dimas, sapaan akrabnya mengatakan, ini merupakan kali pertamanya mengikuti ajang desain mobil. Tanpa disangka, mobil bernama Audi Ayrus hasil tangan dua mahasiswa ini berhasil bertengger ke 20 besar finalis terbaik dari total 1600 peserta, 80 negara, dan menjadi satu-satunya peserta yang mewakili Indonesia.
Dijelaskan Dimas, kompetisi ini sebenarnya telah ada sejak 2002 lalu. Namun, baru pada 2007 kompetisi ini menjadi terkenal di kalangan mahasiswa Despro. "Kebetulan tahun kemarin ada senior yang ikut serta dalam kompetisi serupa, namun hanya bisa jadi finalis," ungkap pria asal Jakarta ini.
Aris rekan Dimas menjelaskan, adapun jenis mobil yang dikompetisikan, merupakan mobil lemans. Sebuah mobil yang sudah umum di luar negeri untuk balapan, namun masih belum begitu familiar jika di Indonesia. "Jadi balapannya 24 jam non-stop. Di sini (dalam kompetisi, red) kita dituntut untuk menciptakan desain mobil yang bisa mendukung performanya," kata Aris.
Sesuai dengan tema, yakni The Design for The Win, kategori penilaian mengacu pada banyak hal seperti estetika, inovasi, pemecahan masalah, hingga kemampuan adaptasinya di masa depan. "Kebetulan desain mobil yang diciptakan ini dikhususnya untuk 2030. Dimana teknologi diprediksi sudah sangat maju," jelasnya.
Inovasi yang diusulkan adalah penggunaan ide levitasi. Dimana fungsi mesin sebagai penggerak utama ban akan dihilangkan. "Bisa dibilang mobil kita ini tidak memiliki mesin, hanya ada sistem magnet sehingga tanpa suspensi. Kita menggunakan sistem pengerak dinamo," bebernya. Sebab, lanjutnya, dalam merancang desain mobil harus diperhatikan detailnya guna mendapatkan kecepatan maksimal.
Kegemarannya dan minat dalam desain mobil diakui dua mahasiswa Despro ini telah ada sejak SMA. Ketika masih belum menjadi seorang mahasiswa, mereka pun sudah akrab dalam hal merancang desain mobil. "Tidak jauh-jauh, hobi kita juga di bidang otomotif. Kemudian kita gabung dengan kemampuan visual walau sebenarnya kami tidak terlalu paham perihal engineering-nya," ujar Dimas.
Ia pun berpesan, perusahaan industri mobil dapat lebih bersikap terbuka dengan generasi muda. Sebab menurutnya, jika hanya mengandalkan generasi mereka (generasi dewasa, red), Indonesia tidak akan bisa menjadi negara superior seperti negara lain. "Mobil punya sendiri dan asli Indonesia itu sangat dibutuhkan, berkaca di Indonesia sangat banyak pengguna mobil," harapnya. (owi/ao)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung