ITS News

Selasa, 30 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Pesan Rektor Pada Wisuda Ke – 87

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kelulusan merupakan peristiwa bertemunya tiga kehendak secara bersamaan. Yang pertama, kehendak mahasiswa untuk lulus. Kehendak itulah yang mendorong mahasiswa untuk tekun dan giat belajar.

Kedua merupakan kehendak dosen untuk mendidik, mengajar dan membimbing disertai dukungan dari karyawan. "Sehingga proses belajar mengajar mampu berjalan dengan baik," ujar Dr Ir M. Nuh, DEA, Rektor ITS, pada acara wisuda di Graha Sepuluh Nopember Sabtu (6/9).

Kehendak ketiga mencakup waktu dan kehendak-ketetapan Illahi untuk tiap orang. "Jadi kita harus senantiasa bersabar, mengikuti alur langkah demi langkah," tambah Nuh. Dengan kesabaran itulah, semester demi semester dapat terselesaikan dengan baik dan akhirnya meraih puncak, yaitu wisuda.

Masih dalam sambutannya pada wisuda ITS ke 87, Nuh mengatakan, upacara wisuda mempunyai dua makna penting. Pertama sebagai upacara penandaan kelulusan seseorang. Yang kedua, merupakan transaksi serah terima kewajiban dan tanggung jawab pendidikan dari ITS kepada orang tua atau wali mahasiswa.

"Almamater telah memberi bekal sebagai modal terjun di masyarakat," ujar Nuh. Bekal tersebut adalah kemampuan akademik, kemuliaan kepribadian dan kepekaan sosial sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial. Kesemuanya itu akan menghantarkan kesuksesan lulusan ITS di masyarakat. "Tentu saja disamping takdir Ilahi."

Ditambahkannya, pembekalan itu dikarenakan setiap perguruan tinggi, termasuk ITS, memiliki peran yang sangat strategis dalam menghantarkan bangsa Indonesia ke depan. Ada empat peran yang harus dimainkan khususnya oleh ITS, baik peran yang melekat secara intrinsic atau inherent role maupun peran yang diinginkan oleh masyarakat atau expected role.

Pertama, perguruan tinggi harus mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi memadai pada bidang keilmuan tertentu. Karena itu, kuantitas dan kualitas modal intelektual harus terus menerus ditingkatkan sehingga ITS dipenuhi sumber daya dengan otoritas keilmuan yang handal dan berdedikasi. "Dan nantinya ITS mampu menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang memadai," terang Nuh.

Kedua, perguruan tinggi harus mampu memberikan pencerahan (enlightment) bagi masyarakat melalui produk akademik baik untuk pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan teknologi dan seni maupun untuk mendukung proses pengambilan kebijakan publik.

Selanjutnya, perguruan tinggi harus mampu memberikan keteladanan berperilaku dalam memerapkan dan mengawal nilai-nilai moral etik serta menjaga martabat. Sehingga kehidupan citivas akademika dapat dijadikan sebagai model masyarakat rujukan (society model reference)

Yang terakhir, perguruan tinggi harus mampu menjadi alat perekat dan pemersatu bangsa. Karena itu, menjadi anggota citivas akademik, tidak boleh semata-mata didasarkan atas pertimbangan etnik dan unsur primordial lainnya. "Perguruan tinggi harus terbiasa dengan kehidupan yang pluralistik, baik dalam pemikiran maupun akar budaya," tegas Nuh dihadapan para wisudawan.(rin/har)

Berita Terkait