Berbekal catatan dan pulpen, ratusan peserta sesekali mencatat pemaparan Dr Dhany Arifianto ST MEng yang menjelaskan bagaimana mempersiapkan dokumen yang benar. Salah satunya Dhani menuntut para peserta untuk teliti di setiap dokumen yang hendak diajukan.
"Kesalahan menulis huruf itu menunjukkan ketidakprofesionalan kita. Terkadang juga ditemui menulis bahasa Inggris yang salah atau mencampurkan bahasa Indonesia dalam file berbahasa Inggris," jelas Dhany.
Selain itu, pencantuman hal-hal yang tidak penting juga masih banyak ditemukan dalam dokumen. Ia mencontohkan pada penulisan curriculum vitae (CV). "Tidak perlu mencantumkan pendidikan lengkap dari TK. Cukup pendidikan terakhir saja," terangnya singkat.
Menurut dosen Teknik Fisika ITS ini resume atau CV yang dikirimkan seharusnya memuat beberapa kriteria. Di antaranya adalah harus menjelaskan keunikan diri dibandingkan pemohon lainnya. Selain itu pelamar juga harus menjelaskan talenta dan keahlian yang dimiliki.
GCW 2016 ini diadakan di auditorium gedung Student Community Center (SCC). Meskipun dibuka untuk umum, namun hampir seluruh peserta adalah mahasiswa ITS yang ingin meningkatkan wawasan globalnya.(yan/mis)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung