Awal mula Renanto, sapaannya, memulai perannya sebagai pembicara di NTUST adalah pada saat 2003 dilaksanakan seminar Asia Pasific Conference in Chemical Engineering di Taipe. Ia mengaku, tidak sengaja bertemu dengan teman-temannya ketika dulu mengenyam pendidikan doktor di Lehigh University, Pennsylvania yang kebetulan menjadi dosen di NTUST. "Bersama mereka dan juga Prof Nonot Suwarno dari ITS, kami membuat konsep kerjasama di bidang pendidikan dan penelitian antara NTUST dan ITS," jelasnya.
Beberapa tenaga muda calon dosen dari Teknik Kimia dan Teknik Lingkungan ITS pun, imbuhnya, mendapat kesempatan untuk magang di NTUST. Selanjutnya, ada sejumlah dosen dari teknik kimia yang berhasil mendapatkan beasiswa dari NTUST untuk program S3. "Hingga, beberapa tahun kemudian, NTUST dan ITS membuat Memorandom of Undersanding (MoU) untuk program joint master degree," rincinya kepada ITS Online.
Renanto menyebutkan, dari setelah penanda tanganan nota kesepahaman tadi, akhirnya beberapa alumni ITS telah berhasil mengikuti program master. Alumni dari program joint master degree pun, tambahnya, ada yang meneruskan program S3 di NTUST dan ada yang bekerja di industri. "Saya pun mendapat tawaran untuk menjadi pembicara tamu di jurusan Teknik Kimia NTUST pada setiap kesempatan kunjungan ke Taiwan dan menjadi pembicara undangan pada seminar teknik kimia serta menjadi penguji dari luar mahasiswa S3 di NTUST," paparnya.
Berkat sumbangsihnya tersebut, saat ini hampir seluruh jurusan di ITS mempunyai lulusan dari NTUST. Pada Nopember 2013 lalu pun, atas jasa-jasa Renanto dalam membangun kerjasama antara NTUST-ITS, khususnya di jurusan Teknik Kimia, pria yang menyabet gelar master di Northwestern University, Illinois, Amerika Serikat ini akhirnya diberi penghargaan Yen-Ping Shih dari NTUST. "Yen-Ping Shih adalah cendekiawan terkenal dari Taiwan yang mengabdikan dirinya pada bidang pengendalian proses," ungkapnya.
Tidak semata berjaya di NTUST saja, Renanto juga menjadi pengajar tamu pada jurusan Teknik Kimia di NCKU (National Cheng Kung University) di Taiwan. Pada 2014 dan 2015 lalu, ia memberikan kuliah bagi mahasiswa pascasarjana di NCKU di bidang pengendalian proses. Diakuinya, para mahasiswa NCKU begitu antusias untuk mengikuti mata kuliah tersebut dan mengikutinya dengan baik. "Sebabnya, saya diminta agar setiap tahun dapat menjadi pengajar tamu di jurusan teknik kimia NCKU selama empat sampai enam minggu dalam satu semester," paparnya.
Rintis Kerjasama Luar Negeri
Tidak cukup menjadi pembicara dan pengajar tamu saja, Renanto pun merintis beragam program kerjasama dengan luar negeri. Misalnya saja melakukan kerjasama pendidikan dan riset dengan mitra seperti Prof I-Lung Chien (National Taiwan University-Taiwan), Prof Hao-Yeh Lee (NTUST), Prof Wu Wei dan Prof Chuey-Tin Chang (NCKU) dan Prof Rafiqul Gani (Denmark Technical University). "Adapun bentuk kerjasamanya adalah dengan mengirim mahasiswa S3 selama satu semester di bawah bimbingan mitra masing-masing untuk melakukan kegiatan riset," jelas pria kelahiran Jakarta yang kini menetap di Surabaya ini.
Dengan banyaknya jalinan kerjasama serta pengalaman mengajar di negara berbeda bahasa dan budaya, ayah tiga anak ini pun berobsesi ingin membangun pendidikan yang baik di ITS. Tak hanya itu, Renanto juga menaruh harapan besar kepada semua dosen untuk dapat pula mencari partner pada universitas di luar negeri yang setara atau lebih tinggi dalam hal pendidikan dan publikasi penelitian. "Harapannya, saya ingin agar ITS dapat setara dengan PT lain di luar negeri," ucapnya penuh harap.(owi)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan