Spectronics X dari ITS berhasil menyabet juara pertama dalam kompetisi tahunan yang diadakan Jurusan Teknik Kimia ITS ini. Sementara itu, juara kedua diraih Vermi Energizer 9.0 dari UTP Malaysia disusul Crionyc dari Universitas Brawijaya Malang sebagai juara ketiga.

Tidak hanya itu, berbagai award juga diberikan kepada karya terbaik per kategori. Untuk best presentation dan best concept diraih oleh Spectronics 9 (ITS). Hanya tiga award yang lepas ke perguruan tinggi lain, Best Eco-Car : Vermi Energizer 9.0 (UTP Malaysia), Best Economic-Car: RHINO (Unversitas Indonesia), dan Best Race: Exotric IV (Universitas Brawijaya)

Dikatakan Ketua Tim Spectronics X, Moh Irwan Fatkhur Rozy, karya yang diikutsertakan menggunakan gas hidrogen peroksida dan FeCl3. Alhasil, energi yang dihasilkan juga lebih besar dibanding jika menggunakan listrik. Peserta lain, imbuhnya, lebih cenderung menggunakan listrik. Padahal dengan konsep terbaru ini, mobil  Spectronics lebih akurat dalam racing.

Prinsipnya adalah dengan menciptakan reaksi yang menghasilkan gas, dimana gas tersebut memiliki tekanan yang besar. Untuk kemudian tekanan tersebut digunakan untuk menggerakan piston mobil. "Tim lain tidak ada yang menggunakan piston," kata mahasiswa Jurusan Teknik Kimia 2012 ini. Tidak heran jika tim yang beranggotakan Ridya Nur Addien, Siti Chasanah, M Agung Ilmi, Ratri Puspita Wardani dan Putu Adi Rama Wijaya merebut posisi pertama.

Sementara itu, Presiden Chernival 2015, Nadhira Titisari mengatakan, persentase penilaian pemenang yakni 70 persen dari racing dan 30 persen dari presentasi poster. Finalis yang bagus, lanjut Nadhira, adalah finalis yang karyanya mampu memenuhi jarak tempuh seakurat mungkin. Namun, terlebih dahulu prototype mobil diberi beban sesuai yang didapat dari hasil undian.

Kepada ITS Online Nadhira mengungkapkan, Chem-E-Car ini merupakan sebagai sarana branding Jurusan Teknik Kimia ITS ke dunia luar. Tidak sebatas hanya kampus-kampus di Indonesia saja, tapi juga luar negeri. Terbukti dengan adanya keikutsertaan finalis yang berasal dari malaysia dan polandia. "Bahkan ada yang dari Negara Kolombia, namun tidak memenuhi syarat konsep," terang Nadhira. (owi/ady)