Kalau kita sering memuji lukisan orang lain karena nilai seninya yang tinggi, maka seharusnya kita lebih sering lagi memuji Allah SWT karena kemampuan-Nya melukis alam semesta ini.
Itulah namanya pemahamam nilai KeTuhanan melalui pembacaan alam. Hal ini terungkap dalam bedah buku ‘Mengenal Allah lewat Akal’ karya Harun Yahya. Acara yang dimotori Kajian Jurusan Teknik Fisika (Ulul Albab) ini berlangsung Jum’at (24/05)kemarin. Pemahaman fenomena alam melalui akal ini mengundang Ir Yerri S.,M.T dan dr. Priyanto Sp. sebagai pembicara.
Kalau memandang sekeliling kita, meja, dinding, kursi, semuanya merupakan buatan manusia yang diciptakan untuk difungsikan. Begitupun alam semesta, sekelompok molekul menyusun asam amino. Kumpulan asam amino menyusun protein. Semuanya menjalankan fungsi organiknya. Bukankah semuanya itu ada unsur kesengajaan ?! "Nggak ada istilah kebetulan dalam pembentukan alam ini," tegas Ir Yerri S., MT menyinggung pemahaman barat tentang ilmu pengetahuan.
Berbagai fenomena alam, mulai dari pembentukan alam semesta sampai penciptaan virus, semuanya dalam kehendak Allah. Allah SWT ingin manusia mengenal Tuhan melalui karya dan ciptaan-Nya. "Al qur’an bukan saja berisi ajaran hidup melainkan juga berbagai ilmu pengetahuan," paparnya lagi. Pengungkapan ilmu pengetahuan ini berjalan sesuai perkembangan zaman.
Di dalam tubuh manusia terdapat banyak sistem yang mengatur semua sistem biologis manusia. Sistem ini saling bekerja sama secara sempurna. Manusia sering kali lalai dan lupa akan kebesaran Allah. Pemahaman barat selama ini telah salah total. Mereka menilai ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang terpisah dari agama. "Padahal kalau berpedoman pada agama, ilmu itu akan jauh bermanfaat lagi, " kata dr. Priyanto Spm K.
Harun Yahya merupakan seorang ilmuwan kawakan. Harun Yahya berdomisili di Turki telah banyak menulis buku ilmiah yang disertai data akurat dan faktual. Pemahaman beliau mengenai ilmu pengetahuan melalui mata hati agama telah banyak meruntuhkan teori-teori yang bersifat ‘atheis’. Teori Darwin yang cenderung atheis berhasil beliau jungkir balikkan. Walaupun begitu pemahaman barat yang atheis dan anti Islam menyebabkan banyak pemikiran beliau terhalang.
Selain membuka wacana keilmuan, bedah buku ini dimaksudkan sebagai sarana intelektual kaum kampus untuk memahami alam dengan landasan agama. "Kami ingin menyebarkan pemahaman ilmu pengetahuan yang berdimensi agama, " sahut Akhmad Mukhyi, salah seorang penggagas acara ini.(ryo/rom)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung