Dana rutin tiap tahun Insentif riset Sinas Kemenristek untuk pengembangan riset kembali diberikan. Kali ini sembilan orang dosen dari beberapa jurusan berbeda yang berhasil mendapat bantuan dana tersebut. Beberapa orang dosen diantaranya berasal dari Jurusan Teknik Kimia,Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Kelautan serta Teknik Material dan Metalurgi.
Insentif riset Sinas sendiri telah ada sejak awal tahun 90-an. Pendaftaran yang dilakukan setiap tahun tersebut terbuka untuk seluruh perguruan tinggi, serta instansi penelitian lain seperti LPPM, Lipi, BPPT, Lapan, dan Balitbang.
Ditahun 2013 ini, proposal dari ITS mendapat kucuran dana sebesar 4,65 miliar. Prof Ir Gamantyo Hendrantoro MEng PhD, Sekretaris Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS menjelaskan bahwa jumlah tersebut menurun dari tahun 2012 lalu yang jumlahnya mencapai 5,3 miliar. Namun, untuk riset yang dilakukan dalam bentuk konsorsium jumlahnya meningkat. ”Di tahun ini ada empat riset yang dibentuk dalam konsorsium, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah dana yang dibiayai lebih banyak dari penelitian yang dilakukan perseorangan,” terang pria yang juga merupakan dosen di Jurusan Teknik Elektro ini.
Menurut Gamantyo penilaian proposal yang didanai saat ini berbeda dengan dua tahun yang lalu. Pasalnya, pemerintah saat ini akan mendanai proposal yang risetnya dikerjakan dalam bentuk konsorsium yang turut melibatkan beberapa perguruan tinggi lain atau instansi lain. Salah satunya yaitu konsorsium kapal perang yang dikoordinatori oleh Hendro Nurhadi Dipl-Ing PhD, dosen Jurusan Teknik Mesin yang saat ini kembali didanai sebanyak satu miliar rupiah.
Penelitian dalam bentuk konsorsium juga berpeluang besar untuk mendapatkan dana riset Sinas ditahun selanjutnya. Hal tersebut disebabkan nantinya hasil penelitian tersebut tidak hanya berhenti dalam bentuk prototipe, tetapi dapat langsung bekerjasama dengan industri agar dapat diproduksi secara massal. ”Untuk tahun ini terdapat tiga proposal yang telah didanai sebanyak dua kali,” terang Gamantyo.
Dana yang diberikan oleh Kemenristek tersebut akan diturunkan secara bertahap. Seperti tahun kemarin, dana biasanya akan diturunkan dalam tiga termin. ”Pertama saat penandatangan kontrak sebesar 30%, pada waktu tengah tahun sebesar 50% dari total penerimaan awal dan pada akhir kontrak 20%,” paparnya.
Monitoring dan evaluasi (monev) pun turut dilakukan oleh Kemenristek yang dibantu LPPM ITS. Monev akan dilakukan hingga tiga kali untuk riset dalam bentuk konsorsium dan dua kali untuk riset perseorangan.
Berbeda dengan riset dalam bentuk konsorsium, nantinya ITS akan membantu riset yang telah dibuat dalam bentuk perseorangan. Hal pertama yang dilakukan yaitu membantu mematenkan hasil riset dosen lewat Badan Pengelolaan dan Perlindungan Kekayaan Intelektual (BP2KI) dan menjembatani dengan pihak industri oleh Badan Kerjasama Inovasi dan Bisnis Vantura (BKIBV). (sha)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung