ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
01 Januari 2012, 19:01

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Aditya mengaku, keikutsertaannya dalam Gemastik V hanya dilakukan dengan alasan iseng. Ia mengajak dua orang temanya untuk ikut merapikan Surface Table agar layak dilombakan. Ia pun bersyukur memiliki tim yang solid dan saling melengkapi. Adiwidia Karyono bertanggung jawab sebagai system analyst yang bertugas mencari masalah dan bug dari produk. Sedangkan Farras Kinan membuat video dan desain alat. "Kami adalah tim yang solid. Farras dan Adi bekerja hebat," kata Aditya.

Saat perlombaan, Surface Table sempat mengalami kerusakan. Sensor optik yang menjadi salah satu komponen penting dari alat mengalami kerusakan. Aditya dan timnya pun sempat galau. Pasalnya sensor optik yang digunakan pada Surface Table tidak dijual di Indonesia. "Kami berhasil menemukan sensor optik yang hampir sama setelah keliling kota Bandung, tapi sayangnya tidak bekerja dengan maksimal," ungkapnya.

Mahasiswa yang berulang tahun pada tanggal sembilan November ini menyebutkan, Surface Table akan menjadi teknologi yang revolusioner. Menurutnya, komputer masa depan akan selalu terintegrasi dengan peralatan lain seperti cermin, meja atau lemari pendingin. "Bayangkan saja bila seorang arsitek bisa memanipulasi objek yang didesainya hanya dengan menggunakan tangan di atas permukaan komputer touchscreen di permukaan meja," tuturnya.

Saat ini, Aditya tengah berusaha untuk kembali memperbaiki produknya. Ia ingin mendesain Surface Table dengan desain yang cantik dan elegan. Sehingga, konsumen tidak akan ragu lagi untuk menggunakan produk ini. "Saya bercita-cita untuk mengkomersilkan alat ini," ujarnya penuh semangat.

Satu Semester Dua Prestasi
Sebelum menjuarai Gemastik V, Aditya juga berhasil meraih juara kedua pada e-Learning International Contest of Outstanding New ages (e-ICON) World Contest di Incheon dan Seoul, Korea. Pada kontes ini, Aditya bersama Maranu Toto Negoro menciptakan aplikasi untuk mengedukasi masyarakat mengenai angin topan.

Aditya mengaku, kecintaannya terhadap dunia IT telah dimulai sejak kecil. Awalnya, ia sering membaca majalah sains dan teknologi yang dibawa ayahnya yang bekerja di sebuah perusahaan IT. Seiring waktu, ia semakin senang membaca majalah-majalah IT hingga tidak ragu untuk berlangganan. "Ada satu majalah yang menurut saya sangat bagus, yakni majalah Popular Mechanic dari Amerika," tuturnya.

Ditanya mengenai rahasia keberhasilannya, Aditya menyebutkan bahwa kesuksesan dan kemenangan tidak selalu menjadi sumber kepuasan. Menurutnya, kepuasan hanya diperoleh bila kita meyakini bahwa hal yang kita lakukan adalah hal hebat. "Dan satu-satunya cara untuk membuat sesuatu yang hebat adalah dengan mencintai apa yang kita kerjakan," pungkasnya. (ram/fz)

Berita Terkait

ITS Media Center > Berita Utama >