RSCE sendiri merupakan forum yang yang dihadiri para insinyur Teknik Kimia dalam lingkup Asia Tenggara dan Regional Asia Pasifik. Mereka terdiri dari beberapa kalangan. Yakni, akademisi, peneliti, serta pihak profesional dari publik dan organisasi mandiri.

Ketua panitia RSCE 2012, Prof Ir Renanto Handogo MSc PhD, mengatakan forum ini penting bagi para insinyur Teknik Kimia. "Lewat forum ini, setiap pihak bisa saling bertukar ilmu pengetahunan dan informasi tentang dunia keteknikan kimia," tuturnya.

Secara khusus, pada seminar kali ini terkumpul sebanyak 282 abstrak dan 230 paper yang berasal dari berbagai negara. Dari jumlah tersebut, 170 paper di antaranya berasal dari Jepang, Taiwan, Korea, Malaysia, Thailand, Australia, Filipina, Vietnam, dan Saudi Arabia.

Untuk tema yang dibahas, dosen Jurusan Tekkim tersebut menyebutkan dibagi dalam 12 topik utama. ”Ada chemical reaction engineering, polymer and petrochemical technology, new and renewable energy technology, dan  fossil fuel technology,” ujarnya.

Kegiatan forum ini sendiri dimulai dengan membagi seluruh peserta ke dalam tujuh kelompok berbeda. Setiap kelompok dimasukkan dalam satu ruangan dengan pembahasan materi berbeda-beda. ”Usai memaparkan risetnya, setiap presenter mengadakan diskusi singkat dengan para peserta,” terang Renanto.

Menginjak hari kedua, aktivitas peserta forum tak jauh berbeda dengan hari pertama. Hanya saja, sebelum masuk ke ruangan, ada pemaparan khusus dari dua plenary speakers. Mereka adalah Ir Nanang Untung, Ketua Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKKPII) dan Ir  Mohammad Fahrurrozi MSc PhD, Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Teknik Kimia Indonesia (APTEKINDO).

Renanto pun berharap, melalui forum ini para peneliti dan akademisi dapat menemukan jalan keluar untuk memperbaiki dan menyempurnakan risetnya. Lebih dari itu, hasil riset mereka pun diharapkan juga dapat memberi manfaat bagi negaranya masing-masing serta dunia. (ali/esy)