ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
17 April 2012, 20:04

Ikut Rakit Roket Bersama LAPAN

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Lebih dari Rp 1 miliar telah dikucurkan untuk mendanai proyek ini. Selama tiga tahun ke depan, tim dosen-dosen ahli ini akan bekerja sama merakit sebuah roket penuh. Mulai dari nose, body, dan nozzle.

Konstruksi tiga bagian tersebut tentunya tidak mudah. Nozzle, atau bagian ujung bawah sekaligus pendorong roket bisa mengalami suhu yang sangat tinggi. Yaitu hingga 3000 derajat Celsius. ”Diperlukan bahan isolator yang tahan panas tinggi agar nozzle tidak meleleh,” papar Prof Dr Suasmoro, ketua tim riset roket. Karena itu, riset tim ini akan turut mencakup pengujian bahan-bahan yang sanggup menahan panas ekstrim.

Pengujian-pengujian mengenai berbagai aspek lain juga harus dilaksanakan secara mandiri oleh tim. Hal ini karena teknologi roket sangat jarang disebarluaskan. Masing-masing negara yang memiliki proyek pembuatan roket pasti akan sangat protektif mengenainya.

Keberhasilan riset tersebut akan menandakan kemandirian Indonesia dalam menghasilkan roket sendiri. Selama ini, LAPAN memang telah bisa menghasilkan roket. Namun ukurannya masih kecil sehingga belum mencukupi sebagai bagian dari teknologi pertahanan negara.

”Selama ini kita selalu membeli roket dari negara lain yang kualitasnya pasti lebih rendah daripada roket di negeri asalnya,” komentar Dr Widyastuti SSi MSi, salah satu anggota tim. Hal ini tentunya sangat miris. Apalagi ketika mengingat bahwa proyek pembuatan roket di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1960-an, bersamaan dengan India dan Pakistan.

ITS memang tidak sendirian dalam proyek ini. LAPAN turut menggandeng Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Universitas Indonesia (UI), serta beberapa pihak industri. Di dalam kampus, tim ini akan turut melibatkan mahasiswa dari berbagai jenjang untuk kelancaran riset tersebut. (sha/lis)

Berita Terkait