ITS News

Minggu, 21 Desember 2025
17 Januari 2012, 09:01

Raih Doktor Lewat Rancangan Panti Werda

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Disertasi yang dibawakan Mahendra berjudul Terbentuknya Ruang Bersama oleh Lansia Berdasarkan Interaksi Sosial dan Pola Penggunaannya. Mahendra menyatakan bahwa salah satu hal penting yang harus diperhatikan di masa mendatang adalah kondisi lansia pada panti werda.

Doktor asal Jurusan Arsitektur tersebut pun menjelaskan lebih lanjut bagaimana peran panti khusus masyarakat lansia tersebut. Menurutnya, panti werda di masa yang mendatang akan menjadi alternatif hunian lansia. Yakni ketika seorang lansia sudah tidak mempunyai keluarga sama sekali, dan membutuhkan tempat yang dapat bersosialisasi dengan sesama lansia. "Dari penelitian saya, kebanyakan dari mereka tinggal di panti tanpa paksaan," ujarnya.

Berdasarkan analisanya, ia menyebutkan bahwa hal tersebut terjadi dikarenakan sebagian besar waktu lansia dihabiskan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. "Interaksi sosial pada lansia tidak lepas dari hubungan lingkungan fisik dengan kebutuhan bersosialisasinya," paparnya lebih lanjut.

Oleh karena itu, dalam disertasinya Mahendra mencoba menggabungkan antara interaksi sosial dan peran ruang indrawi dalam sebuah sosialisasi. Ruang indrawi adalah ruang yang tercipta dari interaksi pengguna ruangan tersebut.

Dalam konteks panti werda, ruang indrawi tercipta dalam ruang bersama, yaitu sebuah wadah yang menampung interaksi sosial lansia. "Ruang bersama lansia merupakan validasi dari ruang mahasiswa dan anak-anak, yang dikreasikan sedemikian rupa berdasarkan kebutuhan lansia," pungkas pria kelahiran Jombang tersebut. Ia menjelaskan bahwa inti dari kebutuhan ruang bersama pada lansia yang digagasnya adalah tata ruang dan layout lingkungan yang mempunyai arahan dari kebutuhan lansia. Agar kebutuhan sosial lansia pada panti werda dapat terpenuhi dengan konsep baru sebuah ruang bersama.

Ditemui selepas peresmian gelar doktornya, Mahendra membagi pengalamannya selama mengerjakan disertasinya. Salah satu kendala yang menjadi sebuah tantangan dalam mengerjakan disertasinya adalah keterbatasan fisik lansia. Hal tersebut menyebabkan susahnya menggali banyak informasi secara langsung pada lansia. "Seperti lemahnya pendengaran maupun mudah pikun, hal manusiawi yang lumrah untuk lansia," tuturnya sambil tersenyum.

Tiga tahun yang lalu, Master Jurusan Arsitektur ITS ini pun membuat thesis S2-nya dengan tema yang cukup mirip dengan disertasinya ini. Yakni masih berkisar pada penerapan arsitektur dalam kehidupan sosial masyarakat. Namun, berbeda dengan disertasinya saat ini, tema sosial yang diangkatnya untuk meraih gelar master adalah seputar sosialisasi lingkungan pesantren.

Selain itu, penulis salah satu jurnal internasional ini pun menyatakan bahwa kualitas seorang doktor diukur berdasarkan publikasinya dalam berbagai media ilmiah. "Semoga ke depan, banyak tulisan saya yang dipublikasikan di jurnal ilmiah dan diangkat dalam berbagai seminar," tuturnya berharap. (fin/el)

Berita Terkait