Dr Any Werdhiastutie ST MSi (kanan) bersama ketua perumus kebijakan pendidikan inklusif Siti Nurlaela ST MCom PhD (kiri) menunjukkan dokumen Policy Brief Pendidikan Inklusif
Kampus ITS, ITS News — Isu aksesibilitas dan layanan disabilitas kini tengah telah menjadi perhatian serius di berbagai perguruan tinggi. Menanggapi hal tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyelenggarakan kegiatan pengenalan layanan disabilitas pada Rabu (24/12), bertempat di Ruang Senat Akademik, Gedung Rektorat ITS.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III ITS Imam Baihaqi ST MSc PhD, yang menekankan pentingnya inklusivitas sebagai fondasi pendidikan berkelanjutan. Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa pemerataan pendidikan tidak hanya berfokus pada kelompok kurang mampu atau kawasan 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), melainkan juga harus merangkul para penyandang disabilitas. “Pendidikan adalah hak semua orang, termasuk teman-teman penyandang disabilitas, sehingga perguruan tinggi bertanggung jawab menyediakan layanan inklusif,” ujarnya tegas.
Wakil Rektor III ITS Imam Baihaqi ST MSc PhD saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara
Sebagai langkah nyata, Imam mengungkapkan rencana ITS dalam membuka jalur seleksi khusus bagi calon mahasiswa penyandang disabilitas pada 2027 mendatang. Meski begitu, pria asal Gresik ini mengingatkan bahwa kebijakan besar tersebut harus dibarengi dengan kesiapan institusi yang matang di berbagai sisi. “Persiapan yang dilakukan tidak boleh hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga mencakup aspek emosional dan psikologis,” tambahnya menekankan.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Biro Umum, Keamanan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan ITS Dr Any Werdhiastutie ST MSi, memaparkan progres persiapan timnya selama setahun terakhir. Any menjelaskan bahwa saat ini, ITS masih berada pada tahap pemetaan awal dengan fokus utama pada perbaikan aspek fisik. Namun, cakupan ini akan segera diperluas ke ranah mental dan sensorik melalui rencana strategis yang tertuang dalam Roadmap Penyiapan Layanan Disabilitas.
Secara mendalam, Any memperkenalkan roadmap tersebut sebagai panduan pengembangan kampus inklusif selama lima tahun ke depan yang terbagi dalam lima fase utama. Fase awal akan berfokus pada penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai UU No. 8 Tahun 2016, pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD), serta audit aksesibilitas menyeluruh. Langkah ini menjadi fondasi penting sebelum ITS melangkah ke tahap implementasi yang lebih teknis.
Dr Any Werdhiastutie ST MSi selaku Kepala Biro Umum, Keamanan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan ITS saat melaporkan kemajuan persiapan Unit Layanan Disabilitas
Memasuki fase pengembangan, ITS akan memperkuat layanan dasar melalui digitalisasi pendaftaran, penambahan fasilitas fisik, program academic buddy dan pelatihan bahasa isyarat. Langkah ini kemudian disusul dengan fase lanjutan yang menargetkan integrasi teknologi layanan, perluasan kolaborasi, serta penyempurnaan aksesibilitas. “Tak hanya itu, kami juga menargetkan peresmian Gedung Pusat Layanan Disabilitas serta sertifikasi kampus ramah disabilitas bertaraf internasional.” tutur Any.
Guna mendapatkan perspektif yang akurat, ITS menghadirkan dosen Departemen Arsitektur Dr Arina Hayati ST MT, untuk melakukan penilaian teknis terhadap fasilitas kampus. Dalam paparannya, pakar arsitektur yang juga merupakan seorang disabilitas ini memberikan evaluasi mendalam mengenai standar aksesibilitas di kawasan ITS. Ia mencatat bahwa masih terdapat kekurangan pada aspek fisik yang perlu diperbaiki, seperti keamanan ramp, aksesibilitas ruang kelas, dan toilet yang ramah disabilitas.
Acara kemudian berlanjut ke sesi diskusi interaktif yang melibatkan jajaran Direktur, Kepala Unit Kepala Bagian dan Sub bagian untuk menampung berbagai masukan penyempurnaan layanan. Selain diskusi, peserta juga disuguhi demonstrasi bahasa isyarat dari komunitas Tim Bisindo dan Aksesibilitas Surabaya (TIBA) sebagai bentuk penguatan layanan inklusif. Kehadiran komunitas ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung sekaligus meningkatkan kesadaran mengenai komunikasi inklusif di lingkungan kampus.
Melalui inisiatif ini, ITS berharap seluruh sivitas akademika dapat menumbuhkan rasa empati serta peran aktif dalam menciptakan lingkungan kampus yang inklusif. Langkah strategis tersebut sekaligus menjadi komitmen nyata ITS dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 terkait Pendidikan Berkualitas dan poin 10 mengenai Berkurangnya Kesenjangan. Dengan persiapan yang terukur, ITS optimistis mampu menghadirkan pelayanan pendidikan yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat. (HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Isu aksesibilitas dan layanan disabilitas kini tengah telah menjadi perhatian serius di berbagai perguruan tinggi.
Kediri, ITS News — Startup StrokeGuard yang didirikan oleh mahasiswa Jurusan Inovasi Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjalin
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan bangga dapat berpartisipasi dalam ekspedisi ilmiah internasional “OceanX –
Bangkalan, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya untuk mendorong pengembangan dan kemandirian ekonomi pondok pesantren.


