Tim ITS saat melakukan penyuluhan ke Desa Ngimbang, Tuban, Jawa Timur
Tuban, ITS News – Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut mendukung percepatan digitalisasi sektor pertanian melalui program pengabdian masyarakat untuk menghadirkan solusi monitoring tanah dan hama berbasis Internet of Things (IoT). Program ini diterapkan di Desa Ngimbang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, bekerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Manunggal Rejeki sebagai mitra utama.
Mahasiswa ITS yang tergabung dalam program pengabdian tersebut merancang sistem monitoring tanah yang dapat membantu petani memahami kondisi lahannya secara lebih akurat. Melalui rangkaian sensor dan perangkat IoT yang terhubung ke ponsel, petani dapat mengetahui kelembapan, keasaman, hingga potensi keberadaan hama secara langsung dan real-time. Teknologi ini dikembangkan sebagai jawaban atas pola pertanian sebelumnya yang masih mengandalkan kebiasaan turun-temurun dalam menentukan waktu serta jumlah pemupukan.
Sebelum implementasi alat, mahasiswa melakukan survei lapangan dan diskusi bersama petani terkait kebiasaan bercocok tanam serta kendala yang dihadapi. Dari hasil observasi, ditemukan bahwa petani kesulitan menentukan dosis pupuk yang tepat karena tidak adanya data kondisi tanah yang akurat. Selain itu, ancaman hama juga membuat pengelolaan lahan semakin sulit, terutama bagi petani yang mengelola lebih dari satu area.
Berdasarkan temuan tersebut, tim mahasiswa merancang dan membangun alat monitoring berbasis IoT yang memadukan sensor tanah, sensor lingkungan, dan modul pengiriman data jarak jauh serta perangkat untuk mengusir hama burung pada sawah. Perangkat ini diuji langsung di lahan sawah mitra untuk memastikan keandalan dan akurasi pembacaan datanya. Setelah dinyatakan layak, alat diserahkan kepada petani disertai pelatihan teknis mengenai cara penggunaan dan perawatannya.
Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa memberikan pendampingan intensif kepada anggota Gapoktan Manunggal Rejeki agar teknologi dapat dioperasikan secara mandiri. Petani juga dibekali buku panduan operasional berisi langkah-langkah pengoperasian, kalibrasi, dan pengecekan berkala. Dengan adanya alat ini, petani dapat memantau kondisi lahan tanpa harus datang langsung ke sawah, memberikan kemudahan yang sangat membantu, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau akses.
Hasil implementasi menunjukkan dampak positif yang signifikan. Petani kini dapat menentukan dosis dan waktu pemupukan secara lebih presisi berdasarkan data terkini dari sensor. Selain itu, sistem memberikan peringatan dini terkait kondisi yang berpotensi mengganggu pertumbuhan tanaman, seperti kelembapan atau munculnya hama. Dampak ini menjadikan proses pengelolaan lahan lebih efisien, hemat waktu, dan lebih terukur.
Mahasiswa KKN berharap teknologi ini dapat terus dimanfaatkan dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh masyarakat Desa Ngimbang. Mereka juga optimis bahwa penerapan IoT dalam sektor pertanian dapat menjadi langkah awal menuju model pertanian digital yang lebih modern dan berdaya saing. Melalui peningkatan produktivitas agrikultur berbasis teknologi, program ini turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-2 Tanpa Kelaparan, poin ke-8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta poin ke-9 Industri Inovasi dan Infrastruktur. (HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar servis sepeda motor gratis bagi teknisi pembaca meter
Tuban, ITS News – Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut mendukung percepatan digitalisasi sektor pertanian melalui
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sukses memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam
Kampus ITS, ITS News – Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan pemetaan dan digitalisasi data spasial di
