ITS News

Senin, 22 Desember 2025
22 Desember 2025, 12:12

Dorong Kemandirian Petani, ITS Dampingi Komersialisasi Pupuk Organik Cair di Pasuruan

Oleh : itshafidz | | Source : -

Praktik pembuatan pupuk organik cair di Bank Sampah Desa Dawuhansengon bersama pengelola bank sampah

Pasuruan, ITS News – Upaya memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat desa terus dilakukan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kali ini, tim dari Laboratorium Quantitative Modelling and Industrial Policy Analysis (Lab QMIPA) ITS melaksanakan pendampingan komersialisasi produk pupuk organik cair (POC) di Desa Dawuhansengon, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, pada Senin (17/11) lalu.

Kegiatan ini dirancang dalam dua sesi agar dapat menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat. Sesi pertama dilaksanakan pada pagi hari di Bank Sampah Desa Dawuhansengon dengan peserta pengelola bank sampah. Pada sesi ini, tim pengabdi memberikan sosialisasi pembuatan komposter sekaligus praktik langsung pembuatan POC dari sampah organik. Melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya memahami konsep pengolahan sampah organik, tetapi juga memperoleh keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan.

Masyarakat sedang mengerjakan pretest untuk mengukur pemahaman awal mengenai pupuk organik cair

Sesi kedua dilaksanakan pada malam hari di Balai Desa Dawuhansengon dengan peserta warga desa dan dihadiri oleh Kepala Desa Dawuhansengon. Dalam sesi ini, tim ITS memberikan sosialisasi lanjutan mengenai manfaat POC serta strategi awal komersialisasi produk. Pendekatan ini bertujuan agar masyarakat tidak hanya mampu memproduksi POC untuk kebutuhan sendiri, tetapi juga memiliki wawasan untuk mengembangkan produk bernilai ekonomi.

Kepala Desa Dawuhansengon, Sugianto, menyambut baik kegiatan ini dan menilai pendampingan tersebut relevan dengan kondisi desanya. “Para warga di Desa Dawuhansengon ini memiliki tanah yang memang biasanya digunakan untuk menanam sayuran dan buah-buahan, seperti salah satunya yang tumbuh sangat subur sekarang yakni cabai. Dengan adanya POC, harapannya masyarakat bisa mandiri, sekaligus menyelesaikan permasalahan sampah organik,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Tim Pengabdi, Hafidz Ridho ST MSc MBA. Menurutnya, pelatihan ini dirancang untuk memberikan dampak langsung bagi masyarakat. “Pelatihan ini bisa membawa dampak yang besar karena sangat mendukung sektor ekonomi utama yaitu pertanian,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa pengolahan sampah organik menjadi pupuk cair dapat menjadi solusi ganda, baik bagi produktivitas pertanian maupun pengelolaan lingkungan desa.

Dari sisi capaian, kegiatan ini menunjukkan hasil yang positif. Peserta pelatihan mengalami peningkatan kapasitas pengetahuan, yang ditunjukkan melalui hasil post-test yang lebih tinggi dibandingkan pre-test yang dilakukan sebelum sosialisasi. Peningkatan skor tersebut menunjukkan bertambahnya pemahaman masyarakat terkait proses pembuatan pupuk organik cair serta potensi pengembangannya sebagai produk komersial.

Kegiatan pengabdian ini juga mencerminkan kolaborasi yang erat antara perguruan tinggi dan pemerintah desa. Lab QMIPA ITS berperan sebagai penyedia pendampingan keilmuan dan teknis, sementara pemerintah desa berkontribusi melalui pengelolaan sampah organik di bank sampah desa sebagai bahan baku utama pupuk organik cair. Sinergi ini menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan program di masa mendatang.

Tim pengabdi bersama pengelola bank sampah desa

Sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), kegiatan ini mendukung SDG poin ke-11 yaitu Kota dan Komunitas Berkelanjutan. Melalui pengelolaan sampah organik berbasis komunitas dan pemanfaatannya menjadi produk bernilai ekonomi, masyarakat desa didorong untuk membangun lingkungan yang lebih bersih, produktif, dan berkelanjutan. Pendampingan ini menjadi contoh nyata bagaimana inovasi sederhana dapat memperkuat ketahanan komunitas desa sekaligus meningkatkan kualitas hidup warganya. (Humas ITS)

Berita Terkait