ITS News

Senin, 08 Desember 2025
06 Desember 2025, 11:12

ITS bersama PLN NP dan PLN EPI Dukung Pengelolaan Sampah Menjadi Energi

Oleh : indahts | | Source : -

Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng (berdiri) saat memberikan sambutannya pada seminar Energy Policy di GRIT Gedung Research Center ITS

Kampus ITS, ITS News — Ketergantungan pengelolaan sampah pada lahan terbuka mendorong Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersinergi dengan PT PLN Nusantara Power (PLN NP) dan PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) untuk mengoptimalkan konversi sampah menjadi energi. Upaya strategis mendukung transisi energi bersih tersebut dikupas tuntas dalam seminar yang dihelat di Galeri Riset dan Inovasi Teknologi (GRIT), Gedung Research Center ITS, Jumat (5/11).

Seminar gelaran Pusat Studi Pengembangan Industri dan Kebijakan Publik (PIKP) ITS  ITS ini dihadiri oleh Wakil Ketua Bidang Pengembangan Teknologi PT PLN NP Ardi Nugroho ST MT IPM, Kepala Pusat Studi PIKP ITS Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng, serta Tutuko selaku perwakilan dari PT PLN EPI.

Dalam sambutannya, Arman Hakim Nasution menjelaskan urgensi permasalahan sampah di Indonesia yang tidak terkelola dan hanya mengandalkan lahan terbuka. “Kalau hanya dipakai dan tidak diproses, sungguh disayangkan tanah yang dapat diinvestasikan untuk hal yang lebih produktif nyatanya hanya digunakan untuk menimbun sampah,” ungkap dosen Departemen Manajemen Bisnis ITS tersebut.

Lebih lanjut, Arman menambahkan harapannya agar kebijakan Perpres No.19 Tahun 2025 tentang penanganan sampah perkotaan berbasis energi ramah lingkungan dapat membentuk kekuatan ekonomi. Selain itu, juga membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah.

Selaras dengan pernyataan Arman, Ardi Nugroho menjelaskan komitmen PLN NP untuk menurunkan penggunaan batubara melalui program Cofiring Biomassa di 25 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Program ini berhasil menurunkan emisi sebanyak 832 ribu ton CO² sampai dengan September 2025.

Wakil Ketua Bidang Pengembangan Teknologi PT PLN Nusantara Power Ardi Nugroho ST MT IPM (tengah) saat melakukan sesi tanya jawab dengan peserta seminar Energy Policy di GRIT Gedung Research Center ITS

Ardi menjelaskan bahwa program Cofiring Biomassa tersebut berbasis ekonomi kerakyatan, di mana penyediaan biomassa sebagai energi didapat dari hasil perusahaan lokal. Umumnya satu PLTU berasal dari 5 sampai 10 pemasok perusahaan lokal. “Hal ini menguntungkan perusahaan lokal juga, meningkatkan angka tenaga kerja yaitu bertambah sekitar 700 orang untuk program Hutan Tanaman Energi,” ungkapnya.

Kebutuhan biomassa yang digunakan untuk program Cofiring PLTU sendiri didapat dari berbagai jenis. Pada bidang perhutanan biomassa didapat dari serbuk dan limbah kayu, pada bidang pertanian didapat dari sekam padi, sedangkan pada bidang perkebunan didapat dari kulit biji kopi.

Diprediksikan pada tahun 2034, kebutuhan biomassa ini akan mencapai puncaknya yaitu senilai 8,6 juta ton dengan distribusi pemanfaatan yang seimbang.

Melanjutkan pernyataan Ardi, Tutuko mengemukakan tantangan pada hal pengelolaan sampah. “Kalau kita ke TPA, ternyata tidak semua sampah dapat diubah menjadi energi,” ujarnya.

Perwakilan PT PLN EPI ini menjelaskan tahapan yang dilakukan untuk mengelola sampah menjadi energi. Dimulai dari tahap pemisahan dan dilanjutkan dengan tahap pemrosesan yang terdiri dari pencacahan hingga penghancuran. Hasil dari keseluruhan tahapan ini berupa Fluff BBJP/RDF.

Dengan melesatnya program Cofiring Biomassa yang membangun ekonomi sirkuler ini juga mampu membantu menurunkan emisi. Melalui kegiatan ini, ITS bersama PLN NP dan PLN EPI turut mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs). Tepatnya pada poin 7 yakni Energi Bersih dan Terjangkau, poin 8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta poin 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (HUMAS ITS)

 

Reporter: Dinda Fithriyyah

Berita Terkait