ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
26 November 2025, 16:11

ITS Perkuat Komitmen Abmas dalam Pencegahan Hipertensi dan Penyakit Jantung

Oleh : indahts | | Source : -

Antusiasme warga lansia Kelurahan Medokan Ayu, Surabaya bersama tim Abmas FKK ITS melakukan aktivitas fisik ringan sebagai upaya pencegahan hipertensi dan risiko penyakit jantung

Kampus ITS, ITS News — Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) konsisten memperkuat komitmennya terhadap Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas). Kali ini, Tim FKK ITS memfokuskan program edukasi pada pencegahan hipertensi dan penyakit jantung koroner bagi kalangan lansia.

Program Abmas ini digelar di Balai RW 08 Kelurahan Medokan Ayu, Surabaya. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan serta kesadaran lansia tentang cara mencegah komplikasi serius di masa tua. Kegiatan bertajuk Ayo Sehat di Usia Senja ini merupakan hasil kolaborasi dengan Puskesmas Medokan Ayu dan masyarakat RW 06, RW 07, dan RW 08 Kelurahan Medokan Ayu. Pemilihan Medokan Ayu sebagai lokasi abmas ini bukan tanpa alasan, sebab wilayah tersebut merupakan salah satu area binaan dari FKK ITS.

Ketua Tim Abmas FKK ITS dr Edwin Nugroho Njoto SpPD MIPH MHM menjelaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan upaya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam menanggulangi Penyakit Tidak Menular (PTM). Edwin menuturkan, hipertensi adalah salah satu PTM yang sangat umum. “Penyakit ini sering memicu komplikasi fatal, seperti jantung koroner dan stroke,” paparnya.

dr Edwin Nugroho Njoto SpPD MIPH MHM sedang menyampaikan materi edukatif mengenai pencegahan hipertensi di depan warga Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Surabaya

Pencegahan dini dianggap penting, karena hipertensi sering muncul tanpa gejala awal yang jelas. Akibatnya, banyak penderita tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap penyakit tersebut. Oleh karena itu, Edwin menekankan bahwa skrining tekanan darah secara rutin adalah langkah esensial, terutama bagi lansia. Skrining berfungsi sebagai upaya deteksi dini sebelum kondisi berkembang menjadi komplikasi fatal. “Jika ditemukan tekanan darah tinggi, intervensi pengobatan dapat segera dilakukan,” imbuhnya.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam tersebut, gejala awal penyakit ini seringkali mirip sakit kepala ringan, sehingga gejala ini kerap diabaikan oleh masyarakat. Edwin juga menyampaikan bahwa rata-rata pasien baru datang ketika sudah diikuti dengan berbagai komplikasi serius. Maka, intervensi sejak dini merupakan kunci untuk mencegah prognosis penyakit yang lebih parah.

Selain edukasi, kegiatan abmas ini juga diikuti dengan skrining kesehatan dan simulasi penanganan darurat. Dalam sesi edukasi, salah satu fokus utama yang digarisbawahi oleh Edwin adalah pentingnya mengatur asupan natrium atau garam dalam diet harian. “Garam yang berlebihan menjadi faktor utama pemicu peningkatan tekanan darah tinggi,” tuturnya.

Edwin secara spesifik mengimbau para lansia untuk membatasi konsumsi natrium. Meskipun demikian, ia mengingatkan bahwa diet garam harus tetap dikontrol karena tubuh juga tetap memerlukan asupan tersebut. “Kita hanya boleh diet garam 2,5 gram per hari,” tegas Edwin mengingatkan.

Dosen dan mahasiswa FKK ITS bersinergi dalam kegiatan Abmas mengenai penyuluhan kesehatan jantung dan pencegahan hipertensi untuk lansia di Kelurahan Medokan Ayu, Surabaya

Guna membantu lansia mengelola asupan makanan harian secara komprehensif, tim FKK ITS juga memperkenalkan skema Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Pola diet DASH ini dirancang untuk menurunkan atau mengendalikan tekanan darah. DASH menekankan pada konsumsi tinggi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Selain itu, DASH juga membatasi konsumsi daging merah dan makanan manis. “Harapannya, program ini dapat membantu mengubah pola kebiasaan makan lansia yang mungkin kurang proporsional,” ungkapnya.

Sebagai pelengkap upaya pencegahan, Edwin juga menyarankan olahraga aerobik sederhana dan aktivitas fisik ini dianjurkan selama 30 menit. Frekuensi yang disarankan adalah 2-3 kali dalam seminggu, tentu saja disesuaikan dengan kemampuan fisik tiap lansia. Ia berharap, kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat ini dapat terus dipupuk agar lansia dapat menjalani masa tua dengan kualitas hidup yang lebih baik.

Peningkatan pemahaman dan kesadaran tentang deteksi dini hipertensi ini adalah kontribusi nyata akademisi ITS dalam menjamin kesehatan bagi masyarakat. Program yang sukses dilaksanakan pada 30 Agustus lalu ini, secara langsung mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Terutama poin ke-3, yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera. “Kami ingin menanamkan pentingnya pencegahan hipertensi yang berimbas ke risiko penyakit jantung. Pencegahan itu lebih baik daripada mengobati,” pungkas Edwin. (*)

 

Reporter: ION8

Berita Terkait