Kementerian Pertanian RI memberi dukungan lewat kunjungan Menteri Andi Amran Sulaiman (kanan) saat meninjau hasil riset dan inovasi pertanian yang telah dilakukan oleh ITS
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengukuhkan posisinya sebagai perguruan tinggi riset terkemuka di Indonesia. Untuk kali ketiga secara berturut-turut, ITS berhasil menjadi penerima pendanaan terbanyak dalam Program Grant Riset Sawit (GRS) yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).
GRS merupakan program penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit dari aspek hulu hingga hilir yang dikembangkan BPDP. Program rutin tahunan ini ialah bagian dari upaya BPDP untuk melakukan penguatan, pengembangan, serta peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri kelapa sawit nasional. Upaya tersebut dilakukan demi terwujudnya industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan.
Setelah mendominasi pada 2023 dan 2024, ITS kembali menempati posisi teratas pada 2025 ini. Program GRS 2025 menyeleksi lebih dari 100 proposal riset dari berbagai universitas serta lembaga riset nasional dan menetapkan 55 proposal terpilih. Tahun ini, terdapat enam judul riset dari ITS yang lolos pendanaan tahap presentasi nasional. Hal ini menegaskan komitmen dan konsistensi ITS sebagai motor riset unggulan nasional dalam pengembangan teknologi sawit berkelanjutan.
Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS Fadlilatul Taufany ST PhD menyampaikan apresiasi atas capaian luar biasa ini. “Tiga tahun berturut-turut meraih pendanaan GRS terbanyak nasional membuktikan konsistensi kami (ITS) untuk menguatkan riset yang relevan bagi industri sawit,” terang lelaki yang akrab disapa Taufany ini.
Prestasi yang diukir ini tidak hanya melibatkan satu bidang keilmuan, melainkan bentuk kolaborasi para pakar lintas sektor sesuai keahliannya. “Keberhasilan ini hasil kolaborasi lintas disiplin dari fisika, teknik mesin, teknik industri, teknik geomatika, matematika, teknik informatika, hingga lingkungan,” ungkap dosen Departemen Teknik Kimia ITS tersebut.
Sementara itu, dosen Departemen Fisika ITS Dr Lila Yuwana yang menjadi salah satu dosen yang lolos pendanaan GRS mengangkat judul Prototipe Alat Angkut TBS Gerobak Crawler Bertenaga Listrik DC untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kapasitas Angkut TBS pada Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat dalam proposalnya. Berfokus pada inovasi prototipe alat, diharapkan mampu meningkatkan efisiensi operasional industri sawit secara keseluruhan.
DRPM ITS saat menggelar Coaching Clinic untuk para peneliti yang lolos ke tahap presentasi untuk program pendanaan Grant Riset Sawit 2025
Proposal lain peraih pendanaan yang berjudul Implementasi Digital Twin Multifungsi untuk Monitoring Cerdas Deteksi Kematangan Tandan Buah Sawit dan Kinerja Permesinan di Industri Sawit diajukan oleh dosen Departemen Teknik Mesin ITS Moch Solichin PhD. Rancangan model digital yang diterapkan tidak hanya menilai kualitas buah sawit, tetapi juga kinerja mesinnya.
Kemudian dari Departemen Teknik Informatika ITS Dr Kelly Rossa Sungkono mengupas judul riset Pengembangan Taksasi Produksi Kelapa Sawit Menggunakan Citra Satelit Multispektral dan Kamera Multispektral. Mengintegrasikan kedua data tersebut, penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menyusun model produksi yang lebih presisi.
Selanjutnya, Dr Hepi Hapsari Handayani menyoroti pemanfaatan teknologi geospasial dan sensorik modern. Dosen Departemen Geomatika ITS tersebut menelaah judul kajian Integrasi Drone Berbasis Sensor Kamera Multispektral dan Gas VOC untuk Sistem Taksasi Produksi dan Penentuan Kematangan Tandan Buah Segar Sawit.
Selain dari aspek teknologi, dosen ITS juga memperhatikan industri sawit dalam aspek keselamatan kerjanya. Dosen Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS Dr Adithya Sudiarno menguraikannya dalam proposal judul ARECAVERSE: Inisiatif Strategis Pengendalian Kecelakaan Kerja melalui Implementasi Inovasi Safety Metaverse guna Mencapai Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) diharapkan mampu mengurangi angka kecelakaan pada proses kerja.
Terakhir, proposal oleh dosen Departemen Matematika ITS Dr Endah Rokhmati yang menitikberatkan penelitiannya pada data. Dengan judul riset Sistem Informasi Manajemen Sawit untuk Perhitungan Kredit Karbon dan Premi Asuransi Berbasis Data, Endah menganalisis perhitungan yang mendorong keberlanjutan dan perlindungan usaha melalui kredit karbon dan asuransi berbasis data.
Program GRS telah menjadi wadah penting bagi ITS untuk memperkuat ekosistem riset inovatif yang berdampak nyata bagi industri dan masyarakat. Program ini mewujudkan beberapa pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), yakni poin ke-2 tentang Tanpa Kelaparan, poin ke-7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau; poin ke-9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur; serta poin ke-13 tentang Penanganan Perubahan Iklim. (HUMAS ITS)
Reporter: ION2
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh

