Rombongan pondok pesantren binaan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah mengunjungi Zona KHAS ITS
Kampus ITS — ITS News, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mendapatkan kepercayaan sebagai mitra inspiratif dalam pengembangan ekosistem halal nasional. Kali ini, ITS menerima kunjungan dari 63 perwakilan Pondok Pesantren (Ponpes) binaan dan mitra Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah, untuk belajar langsung tentang keberhasilan Kantin Pusat ITS yang telah bertransformasi menjadi Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (Zona KHAS) pada Jumat (24/10).
Bertempat di Kantin Pusat ITS, kegiatan ini menjadi ajang berbagi pengalaman dalam mendukung pengembangan Halal Value Chain serta memperkuat kemandirian ekonomi pesantren di Jawa Tengah. Dalam sambutannya, Meysara Cahyadi, Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, menyampaikan apresiasinya atas komitmen ITS dalam membangun ekosistem halal di lingkungan kampus. “Kami berharap kunjungan ini dapat memberikan inspirasi, wawasan praktis, dan strategi yang dapat diimplementasikan di Jawa Tengah, khususnya di ponpes binaan kami,” ujar Meysara.
Turut hadir KH Muhammad Imaduddin, Ketua Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) DPW Jawa Tengah serta Malikhatul Hidayah selaku Direktur Halal Center UIN Walisongo Semarang. Rombongan disambut hangat oleh Dr Ir Dwa Desa Warnana SSi MSi, Manajer Senior Unit Usaha Mandiri ITS. Dalam pemaparannya, pria yang akrab disapa Anang itu menjelaskan perjalanan transformasi kantin ITS menuju zona kuliner halal. “Kami menyambut baik kunjungan dari Pondok Pesantren binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Jawa Tengah ini, dan kami terus berupaya agar seluruh kantin yang ada di ITS sudah tersertifikasi Halal sehingga kedepannya ITS menjadi tempat eduwisata zona KHAS serta mengembangkan guest house yang juga berkonsep syariah”, jelasnya.
Dr Ir Dwa Desa Warnana SSi MSi memberikan sambutan pembuka di acara Sharing Session Zona KHAS ITS
Kegiatan bertema Sharing Session Zona KHAS ITS ini turut menghadirkan dua narasumber ITS, yaitu Prof Setiyo Gunawan ST PhD IPM dari Departemen Teknik Kimia selaku Kepala Pusat Kajian Halal ITS, dan Prof Nur Aini Rakhmawati SKom MScEng PhD dari Departemen Sistem Informasi. Dalam paparannya, Setiyo menjelaskan bahwa pembentukan Zona KHAS ITS berangkat dari dukungan kuat institusi. “Pembentukan zona KHAS harus dilakukan secara top-down, agar arah dan komitmennya jelas,” ungkapnya.
Prof Setiyo Gunawan ST PhD IPM memberikan paparan Zona KHAS ITS
Sementara itu, Nur Aini menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi dalam menjaga kehalalan produk, salah satunya melalui platform trace.halal.go.id. “Halal bukan hanya urusan agama, tapi juga soal keamanan dan kualitas makanan yang kita konsumsi,” tegasnya.
Sejak dikembangkan pada 2023, kantin pusat ITS yang telah bertransformasi menjadi Zona KHAS menjadi simbol sinergi antara kampus, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan kuliner yang halal, aman, sehat, dan nyaman. Lebih dari sekadar tempat makan, Zona KHAS kini menjadi destinasi eduwisata halal yang mengajak pengunjung untuk belajar dan menerapkan gaya hidup halal di keseharian mereka. Melalui inisiatif ini, ITS tidak hanya membangun budaya konsumsi yang berkualitas, tetapi juga berkontribusi dalam mewujudkan ekosistem halal yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Inisiatif ini turut memperkuat peran ITS dalam mewujudkan Sustainable Development Goals poin ke-3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, poin ke-8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta poin ke-12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. (HUMAS ITS)
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh


