ITS News

Sabtu, 06 Desember 2025
12 Juli 2025, 19:07

ITS Tunjukkan Komitmen Pengabdian lewat KKN Kebangsaan 2025

Oleh : itsnab | | Source : ITS Online
Pelepasan Delegasi ITS untuk KKN Kebangsaan XIII oleh DRPM

Pelepasan Delegasi ITS untuk KKN Kebangsaan XIII oleh DRPM

Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui partisipasi dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan XIII. Tahun ini, ITS mengirim dua mahasiswa untuk mengabdi di dua lokasi strategis di Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep.

KKN Kebangsaan XIII yang berlangsung selama satu bulan penuh pada Juli 2025 menjadi ajang strategis bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk berkontribusi langsung dalam pelestarian warisan budaya dan alam Indonesia. ITS turut ambil bagian dengan mengirimkan dua mahasiswa terpilih hasil seleksi ketat berdasarkan rekam jejak organisasi dan akademik.

Delegasi KKN menyasar mahasiswa dengan semangat pengabdian tinggi dan latar belakang keorganisasian yang kuat. Berdasarkan kriteria tersebut, dua mahasiswa yang mewakili ITS adalah Safia Melati Dewi dari Departemen Fisika dan Sabrina Syafa dari Departemen Statistika Bisnis. Keduanya aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan dipilih karena dinilai memiliki semangat pengabdian serta potensi kepemimpinan yang tinggi.

Delegasi ITS pada Pembukaan KKN Kebangsaan XIII di Hutan Pendidikan Bengo, Universitas Hasanuddin.

Delegasi ITS pada Pembukaan KKN Kebangsaan XIII di Hutan Pendidikan Bengo, Universitas Hasanuddin.

Kepala Subdirektorat Pengabdian kepada Masyarakat Prof Dr Nurul Jadid SSi MSc menuturkan bahwa kedua lokasi penempatan, yakni Maros dan Pangkep, merupakan wilayah yang telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark sejak 2023. Dengan kekayaan geologis dan budaya yang luar biasa, mulai dari gua purba berusia lebih dari 50 ribu tahun hingga tradisi pesisir yang masih lestari, kawasan ini menjadi tempat ideal bagi mahasiswa untuk belajar sekaligus mengabdi.

Lebih lanjut, Safia ditempatkan di Desa Wanua Waru, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, sebuah wilayah pegunungan yang menjadi rumah bagi gua purba dan keanekaragaman hayati. Sementara itu, Sabrina ditugaskan di Pulau Laiya, Kabupaten Pangkep, daerah pesisir yang kaya akan budaya lokal dan potensi wisata bahari. “Penempatan ini dilakukan oleh panitia pusat untuk membentuk tim lintas kampus yang merata,” tambah Jadid.

Selama pelaksanaan KKN, kedua mahasiswa ITS aktif dalam kegiatan pemetaan potensi lokal, konservasi lingkungan, dan pelestarian budaya. Mereka juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pariwisata berkelanjutan dan pengembangan UMKM. Di samping itu, program ini turut menanamkan nilai kebersamaan dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat.

ITS juga mempersiapkan delegasi melalui serangkaian pembekalan sebelum pemberangkatan. Materi yang diberikan mencakup strategi komunikasi lintas budaya, keselamatan di lapangan, serta penguatan peran mahasiswa sebagai agen perubahan. “Kami ingin memastikan mahasiswa siap menghadapi tantangan geografis dan sosial budaya yang beragam,” tuturnya.

Delegasi KKN bersama tim dari Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia

Delegasi KKN bersama tim dari Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia

Di sisi lain, Dosen Pembimbing KKN Kebangsaan Gita Widi Bhawika SST MMT CSCA mengungkapkan bahwa kedua delegasi ITS menunjukkan peran aktif dalam mengembangkan kawasan Geopark berbasis ilmu dan kolaborasi. Di Maros, Safia terlibat dalam ekspedisi gua dan konservasi satwa endemik. Sementara di Pangkep, Sabrina mengangkat tradisi lokal seperti Peca’ Syura sebagai bagian dari promosi wisata berbasis budaya.

KKN Kebangsaan menjadi wadah nyata bagi mahasiswa ITS untuk menerapkan keilmuan sekaligus mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Salah satunya adalah SDGs nomor empat, yaitu Pendidikan Berkualitas, yang diwujudkan melalui pendampingan dalam pengembangan potensi lokal secara berkelanjutan.

Melalui kegiatan ini, ITS berharap mahasiswa tidak hanya menjadi agen perubahan di lingkungan akademik, tetapi juga mampu memberikan kontribusi langsung bagi masyarakat. “Mahasiswa tidak hanya membawa ilmu, tapi juga pulang dengan pengalaman dan nilai-nilai sosial yang akan berguna di masa depan,” tandas Jadid. (*)

 

Reporter: Nabila Rahadatul Aisy Koestriyaningrum
Redaktur: Nurul Lathifah

Berita Terkait