ITS News

Sabtu, 06 Desember 2025
08 Juli 2025, 07:07

Perkuat Zona Ekowisata, ITS Ajak Mahasiswa Tanam Mangrove

Oleh : itsnor | | Source : ITS Online

Gambar beberapa mahasiswa mata kuliah Sumber Daya Pesisir dan Laut lakukan aksi tanam mangroveBeberapa mahasiswa mata kuliah Sumber Daya Pesisir dan Laut lakukan aksi tanam mangrove

Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) buktikan komitmen nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui kegiatan tanam mangrove di Wisata Pulau Cisiu, Ujungpangkah, Kabupaten Gresik. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (5/7) ini merupakan bagian dari project-based learning mata kuliah Sumber Daya Pesisir dan Laut.

Dosen pengampu mata kuliah Mukhammad Muryono SSi MSi PhD memaparkan bahwa kegiatan ini dirancang tidak hanya untuk menanam mangrove, tetapi juga menanam kesadaran ekologis yang berbasis pada realita lapangan. Puluhan mahasiswa diajak meninjau kawasan pesisir dengan tingkat abrasi tinggi untuk mengetahui bagaimana mangrove dapat menjadi garis pertahanan alami.

Gambar Mukhammad Muryono SSi MSi PhD saat mengarahkan mahasiswanya sebelum aksi penanaman mangrove

Mukhammad Muryono SSi MSi PhD saat mengarahkan mahasiswanya sebelum aksi penanaman mangrove

Lebih dari sekadar menanam, dosen yang akrab disapa Muryono ini menekankan bahwa para mahasiswa juga dilibatkan dalam proses pembelajaran sosial melalui interaksi langsung dengan masyarakat pesisir. Mereka diperkenalkan pada kondisi nyata di mana kerusakan lingkungan dapat memicu kerentanan ekonomi dan sosial. “Pendekatan ini membuka ruang dialog antara ilmu pengetahuan dan realita lapangan,” jelas lelaki kelahiran Surabaya itu.

Sebelum menuju ke lokasi penanaman, para mahasiswa terlebih dahulu mempelajari jenis-jenis tanaman mangrove beserta teknik pembibitannya. Penanaman dilakukan di pesisir Wisata Pulau Cisiu yang saat ini tengah dikembangkan sebagai ruang konservasi dan pembelajaran berbasis alam. “Karena itu, kegiatan ini sekaligus mendukung penguatan zona konservasi, edukasi, dan wisata mangrove,” sambung Muryono.

Gambar pengelola Wisata Pulau Cisiu memaparkan jenis-jenis tanaman mangrove dan teknis pembibitannya kepada mahasiswa

Pengelola Wisata Pulau Cisiu memaparkan jenis-jenis tanaman mangrove dan teknis pembibitannya kepada mahasiswa

Sebagai luaran dari project-based learning ini, Muryono menginstruksikan para mahasiswa untuk merumuskan laporan observasi lapangan. Seluruh temuan yang tercatat akan dianalisis dengan pendekatan keilmuan sesuai program studi masing-masing. “Langkah ini penting untuk mempertajam analisis mahasiswa terhadap realitas pengelolaan sumber daya pesisir dan laut” terang Dosen Departemen Biologi ITS itu.

Senada dengan Muryono, Camat Ujungpangkah Shofwan Hadi SAg menyampaikan apresiasi atas inisiatif ITS yang dinilai sejalan dengan upaya pelestarian kawasan mangrove di Wisata Pulau Cisiu. Lelaki itu menyebut, keberadaan mahasiswa turut memberikan pelajaran baru yang relevan dalam penguatan zona konservasi dan destinasi wisata edukasi. “Keterlibatan mereka memperkaya upaya konservasi lewat pendekatan ilmiah,” urainya.

Gambar Senior Manager Technical External Relation PT Smelting Ir Bouman Tiroi Situmorang MT IPU menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan ITS dalam konservasi di Wisata Pulau Cisiu

Senior Manager Technical External Relation PT Smelting Ir Bouman Tiroi Situmorang MT IPU menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan ITS dalam konservasi di Wisata Pulau Cisiu

Di sisi lain, industri mitra konservasi di Wisata Pulau Cisiu menyoroti pentingnya keterlibatan akademisi dalam jangka panjang. Senior Manager Technical External Relation PT Smelting Ir Bouman Tiroi Situmorang MT IPU menilai kegiatan ini berpotensi membuka pengembangan lebih luas seperti riset dan inovasi teknologi untuk kawasan pesisir. “Kami optimis keterlibatan mahasiswa akan memperkuat ekosistem konservasi ke depan,” tuturnya penuh harap.

Kegiatan ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-13 tentang penanganan perubahan iklim dan poin ke-14 tentang ekosistem laut. Adapun melalui pembelajaran studi kasus lapangan, kegiatan ini turut mengimplementasikan poin ke-14 tentang pendidikan berkualitas. Selain itu, keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan dalam kegiatan ini juga mencerminkan poin ke-17 tentang kemintraan untuk mencapai tujuan. (*)

 

Reporter: Naurah Fitri
Redaktur: Nurul Lathifah

Berita Terkait