Salah satu peserta lokakarya seni dari Universitas Malaya Malaysia saat mendapatkan materi tentang patra
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui ITS Global Engagement (ITS GE) menggelar lokakarya seni dengan Universitas Malaya Malaysia. Kegiatan ini memperkenalkan dan mempraktikkan seni budaya patra yang dilaksanakan di Departemen Desain Interior ITS, Rabu (20/8).
Dosen Departemen Desain Interior ITS Lea Kristina Anggraeni ST MDs ingin memperkenalkan budaya Nusantara kepada peserta dari Universitas Malaya Malaysia. ”Lokakarya ini mengajak para peserta untuk tidak hanya mengenali budaya Nusantara, tetapi juga memperkenalkan karya-karya inovasi teknologi mahasiswa ITS,” terangnya.
Lebih lanjut, Lea memaparkan bahwa 15 peserta lokakarya diajak untuk membuat pola dari patra yang dapat diaplikasikan ke sarung bantal dan tas jinjing. Dengan menggunakan aplikasi Canva, peserta diarahkan untuk membuat pola yang serasi dari patra yang disediakan. “Pola tersebut dicetak pada media kain untuk dijadikan sarung bantal dan dibawa pulang oleh peserta sebagai buah tangan,” jelasnya.
Pada sesi lokakarya, pemateri lokakarya seni Aria Weny Anggraita ST MMT menjelaskan patra adalah pola tunggal yang dibentuk melalui inspirasi dari kehidupan sehari-hari. Perpaduan komposisi patra menciptakan pola ekspresi imajinasi saat dipadukan dengan prinsip pembuatan pola. “Prinsip tersebut mencakup repetisi, rotasi, pencerminan, kombinasi, pengubahan ukuran, dan komponen pendukung,” tegasnya.
Katon Ageng Rezkita SDs MSc (pojok kiri) saat menyambut mahasiswa asing dalam tur laboratorium di Departemen Desain Produksi ITS pada acara lokakarya seni
Salah satu contoh pembuatan patra diambil dari ornamen aksesoris Tari Hudoq dari Kalimantan Timur. Patra tersebut dikomposisikan menjadi motif kain dengan prinsip pola. Semakin banyak patra digunakan, semakin sulit mencampur dan menyeimbangkannya. “Kunci pola yang baik terletak pada kesatuan, keseimbangan, irama, dan proporsi sehingga menghasilkan komposisi yang harmonis,” terang wanita yang akrab disapa Weny tersebut.
Sebagai penutup, Lea berharap lokakarya yang bertema Summer Cultural Experiences 2025 ini dapat mempererat kerja sama ITS dengan Universitas Malaya Malaysia. Ia menilai kegiatan seni ini menjadi langkah awal kolaborasi berbasis budaya Nusantara. “Selain memperkenalkan budaya Nusantara, kegiatan selanjutnya diharapkan juga menghadirkan wacana kewirausahaan,” ujarnya.
Gelaran yang mengenalkan mahasiswa asing kepada budaya patra ini merealisasikan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 yang berfokus pada pendidikan berkualitas. Lewat perantara ITS, semakin banyak mahasiswa asing yang mengenal budaya Nusantara. “Hal tersebut membuktikan langkah prestisius Kampus Perjuangan untuk menjadi kampus kelas internasional yang mengharumkan bangsa Indonesia,” tutupnya penuh harap. (*)
Reporter: Ahmad Husein Al Qomary
Redaktur: Thariq Agfi Hermawan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,

